Kota Malang

UMKM Kota Malang, Terpuruk Akibat Covid hingga Bangkit dengan Kolaborasi dan Inovasi serta Aplikasi

Diterbitkan

-

UMKM: Wali Kota Malang, Sutiaji, meninjau hasil UMKM Lokal Kota Malang di Gedung MCC Kota Malang. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Sempat terpuruk akibat dihantam badai Covid-19 selama tiga tahun, tidak menyurutkan duet kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, berdiam diri dalam memberikan perhatian terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal yang ada di Kota Malang. Pelan namun pasti, perekonomian yang sempat jatuh itu akhirnya mampu pelan-pelan dinormalkan kembali. Bahkan, beragam cara terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, dalam mensuport terus bertahan dan bangkitnya UMKM.

Dalam catatan, sebanyak kurang lebih 11.903 pelaku UMKM yang ada di Kota Malang, terus digenjot. Bahkan, Pemkot Malang juga selalu melakukan pelatihan, pembinaan, memberikan bantuan alat hingga meluncurkan aplikasi Malang Beli Produk Lokal (Malpro). Bahkan juga hingga memberikan pengurusan izin berusaha secara gratis kepada para UMKM, yang ada di Kota Malang.

“Tentunya, semua itu dilakukan untuk menguatkan UMKM Kota Malang. Apalagi, pelaku UMKM itu juga penyumbang perekonomian di Kota Malang. Sehingga, kamipun ikut bertanggungjawab dalam mengenalkan beberapa produk unggulan Kota Malang, agar dikenal oleh pangsa pasar secara luas hingga go international. Langkah ini, sesuai dengan tagline kami dari Malang untuk Indonesia dan dunia,” kata Wali Kota Sutiaji.

Baca juga:

Advertisement
RAKERNAS: Wali Kota Malang, Sutiaji, bersama Ketua Dekranasda saat Rakernas di Padang memamerkan produk UMKM Lokal Kota Malang. (ist)

Bahkan seiring berjalannya waktu, Wali Kota Sutiaji pun memperkenalkan produk UMKM kepada Negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT), pada Juni 2023 lalu. Negara ini, merupakan salah satu partner dagang Indonesia terbesar. Tentunya, melalui promosi nyata tersebut ditargetkan mampu memperluas akses pasar UMKM Kota Malang.

“Ini adalah salah satu ikhtiar kami, dalam memperkenalkan produk-produk lokal asli Kota Malang kepada dunia. Agar bagaimana nantinya, produk UMKM Kota Malang dikenal oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Beberapa produk lokal unggulan Kota Malang yang dikenalkan hingga Negeri Tirai Bambu, yakni mulai dari aksesoris kalung yang terbuat dari bahan yang tidak terpakai lalu diolah menjadi bahan berkarya unik serta berkelas. Kemudian, beragam souvenir mulai dari tempat tisu, hijab, masker yang merupakan produk handmade.

“Selain itu juga ada beragam pilihan daster Malang yang memiliki khas bordir. Lalu, juga ada batik Malangan dari Soendari Batik. Selain memiliki peran untuk melestarikan batik di Kota Malang, juga mempunyai tempat kursus bagi orang-orang yang ingin dan mau belajar membatik. Mulai dari pencantingan, penguncian warna ataupun pewarnaan,” tambahnya.

Bahkan tidak berhenti sampai di situ, dalam beberapa kali kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diadakan di beberapa tempat berbeda, berbagai produk UMKM Kota Malang, juga turut dikenalkan. Mulai dari produk pangan, fesyen hingga kriya turut ditampilkan. Terlebih, beberapa kali produk daster Malang juga sempat ludes terbeli oleh para pengunjung pameran.

Advertisement

“Tentu dalam kegiatan Rakernas itu, juga sebagai menjadi ajang promosi potensi produk unggulan dari masing-masing daerah, termasuk Kota Malang itu sendiri. Sehingga, harapannya ke depan itu banyak masyarakat yang datang ke Kota Malang, untuk membeli produk dan memberikan efek domino bagi ekonomi Masyarakat,” lanjutnya.

Kemudian, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang itu, juga mendorong bagi para ASN dan masyarakat Kota Malang, untuk selalu menggunakan produk lokal UMKM. Sebab, pihaknya menilai jika sumber perekonomian daerah yang dapat terus dimaksimalkan adalah peningkatan produktivitas UMKM yang unggul dan berdaya saing.

“Saya kira potensi UMKM kita luar biasa. Makanya saya ingin terus pacu dan tingkatkan. Ayo gunakan produk lokal dalam negeri. Sehingga kita juga harus mensukseskan apa yang juga menjadi kebijakan pemerintah pusat untuk belanja produk dalam negeri.” tuturnya.

Di sisi lain, Pemkot Malang juga telah berhasil menyabet peringkat pertama dalam transaksi pengadaan barang dan jasa melalui Jawa Timur Belanja Online (Jatim Bejo) tahun 2022. Dengan total transaksi sebesar Rp 67 miliar dan diyakini transaksi akan terus meningkat dari tahun sebelumnya. Tentu dengan adanya aplikasi tersebut juga memberikan dampak terhadap penguatan UMKM Kota Malang.

Advertisement

“Dengan prestasi yang sudah kita raih bersama itu harus menjadi konsisten untuk melakukan transaksi, baik itu melalui Jatim Bejo atau E Katalog lokal. Karena dengan semakin banyak transaksi itu akan semakin menguatkan UMKM. Progres kita juga harus semakin baik, kita angkat UMKM lokal agar terus berjaya di negeri sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, pemilik UMKM dengan brand Red Tulip, Ike Vidya, menyampaikan jika Pemkot Malang selalu mendukung pada UMKM lokal yang ada di Kota Malang, termasuk miliknya. Bahkan, produk miliknya juga telah diperkenalkan ketika melakukan Rakernas di setiap kota yang ada di Indonesia.

“Alhamdulillah, Pemkot Malang selalu mendukung UMKM yang ada. Seperti, ketika produk saya di bawa ke beberapa kota untuk diperkenalkan. Harapannya, tentu ke depan pemasaran produk bisa terus dikuatkan dan diberikan oleh Pemkot Malang, bahkan hingga ke penjuru dunia yang ada,” imbuh Ike. (hms/rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas