Kota Malang

Tingkatkan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Malang Susun Peta Risiko dan Simulasi Penanganan Klaster

Diterbitkan

-

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang memprediksi hingga November 2024, Kota Malang masih dihadapkan pada ancaman bencana yang didominasi oleh banjir, tanah longsor dan potensi angin puting beliung. Karena itu, kesiapan untuk menghadapi potensi bencana terus dilakukan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Prayitno, menyampaikan bahwa dalam hal ini BPBD Kota Malang sedang menyusun peta risiko bencana. Diperkirakan akan rampung pada akhir November 2024 ini.

“Peta ini akan menjadi panduan bagi camat dan lurah untuk memahami wilayah mana yang rawan bencana, termasuk RW dan RT terdampak. Dari sana, mereka bisa menyusun jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat pengungsian,” jelas Prayitno, Sabtu (16/11/2024) tadi. 

Tidak hanya itu, BPBD Kota Malang juga membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) lintas sektor yang melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI/Polri dan instansi lainnya. Itu dilakukan untuk mengasesmen dan menilai seberapa parah bencana itu terjadi.

Advertisement

Baca juga :

“Kami melatih sekitar 40 personel dari OPD seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, DLH, hingga TNI/Polri. Dengan melibatkan mereka, harapannya nanti outputnya dapat diketahui, seperti kebutuhan peralatan dan personel yang dibutuhkan di setiap daerah terdampak bencana,” tambahnya.

Lebih lanjut, BPBD Kota Malang juga akan menggelar simulasi penanganan klaster bencana. Dengan melibatkan sekitar 1.250 warga yang akan dibagi ke dalam berbagai klaster, seperti pengungsian, pendidikan dan pemulihan.

“Simulasi ini akan kami lakukan besok di Lembah Dieng, dengan tujuan untuk membekali masyarakat dengan keterampilan praktis, sehingga mereka siap membantu jika terjadi bencana,” ujarnya.

Dengan langkah-langkah yang telah disiapkan tersebut, Prayitno berharap BPBD Kota Malang dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan meminimalkan dampak bencana. Terutama yang sering terjadi di wilayah-wilayah rentan.

Advertisement

“Harapannya dengan kesiapan yang kami lakukan bersama ini semua siap menghadapi potensi bencana yang terjadi. Baik itu mulai dari camat, lurah, RT, RW dan warga setempat,” imbuh Prayitno. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas