Kabar Desa
Kampung Budaya Polowijen Laksanakan Tradisi Megengan
Memontum Kota Malang – Komuitas Perempuan Bersanggul Nusantara Malang dan Surabaya selenggarakan tradisi Megengan Mapag Wulan Poso. Bertempat di Kampung Budaya Polowijen, lebih dari 30 perempuan bersanggul lakukan ritual tradisi dan pelestarian budaya, Sabtu (10/04) ini.
Penggagas Kampung Budaya Polowijen, Isa Wahyudi, mengatakan bahwa Komunitas Sanggul Nusantara awalnya sengaja datang untuk melakukan studi budaya.
“Nah kebetulan pas dengan Mapag Wulan Poso, maka acara megengan ini kita selenggarakan,” jelasnya.
Baca Juga :
- Debat Publik Tiga, Paslon Pilkada Kota Malang Bahas Pemanfaatan Teknologi untuk Lingkungan dan Kolaborasi
- Tingkatkan Kualitas ASN, Sekda Erik Tekankan Etika dan Moralitas
- Wujudkan Kota Layak Anak, Pemkot Malang Fokus Tangani Anak Putus Sekolah
- Perkuat Pemanfaatan CSR, Kota Malang Siapkan Perda Tahun 2025
- Ketua DPRD Kota Malang Dukung Kerja Sama Pengelolaan Lapangan Olah Raga dengan Pihak Tiga
Megengan Mapag Wulan Poso, dijelaskan pria yang akrab disapa Ki Demang ini, merupakan salah satu tradisi orang Jawa yang memeluk agama Islam. Dimana selalu dilaksanakan pada saat bulan akhir menjelang bulan Ramadhan.
“Megengan dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan diri dan melakukan pensucian agar siap menyambut bulan puasa. Sebelum masuk bulan puasa, setidak-tidaknya orang sudah berserah dan mawas diri siap untuk melaksanakan ibadah puasa,” bebernya.
Lebih lanjut Ki Demang juga menjelaskan bahwa kesiapan itu dilakukan dengan meminta maaf pada sesama. Dan jajanan apem menjadi simbol saling maaf memaafkan.
Setelah melakukan prosesi megengan, dilanjutkan dengan nyadran atau ziarah ke makam nenek moyang dan leluhur.
“Itu sebagai salah satu wujud membersihkan diri kita, sekaligus meminta doa agar para pendahulu kita dilapangkan kuburnya dan diterima amalannya,” tambahnya.
Tak hanya itu, dalam prosesi tersebut juga memohon doa untuk keselamatan, kemudahan, ketabahan, serta kesehatan untuk seluruh masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
Sementara itu, Ketua Komunitas Perempuan Bersanggul Nusantara, Sani Repriandini, menyatakan bahwa keikutsertaan pihaknya disini adalah bentuk dukungan akan pelestarian budaya.
“Kita sebagai Perempuan Bersanggul Nusantara mendukung penuh adanya pelestarian budaya, salah satunya Megengan, Mapag Wulan Poso. Kita mendukung dengan tetap berkostum kebaya dan bersanggul, yang selama ini sudah hampir tidak pernah dipakai,” terangnya. (mus/ed2)
- Hukum & Kriminal4 minggu
Tipikor KSU Montana, Kejari Kota Malang Sita Tiga Aset di Kota Malang
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Kota Malang4 minggu
Terima Penghargaan Tokoh Penggerak UMKM, Pj Wali Kota Malang Siap Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar