Pemerintahan

Wali Kota Sutiaji Belum Terpikir Rencana untuk Pemulihan Wisata Tematik Kota Malang Pasca Banjir

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Beberapa tempat wisata Kampung Tematik di Kota Malang, turut terdampak dari banjir bandang kiriman. Bencana itu, tidak hanya membuat pemukiman atau rumah warga yang rusak. Namun, beberapa spot foto dan fasilitas penunjang bagi wisatawan, turut kena imbasnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengaku masih belum merencanakan pemulihan tempat wisata pasca banjir. “Kita masih berbenah dahulu. Jadi, belum sampek ke sana (pemulihan, red). Kita benahi secepat mungkin kerusakan yang terjadi, baru nanti akan dipulihkan lagi tempat-tempat wisata ini,” ujarnya, Senin (15/11/2021).

Orang nomor satu di Pemerintah Kota Malang itu pun mengaku, terus menginventarisir kerusakan dan kerugian yang dialami. “Mulai dari rumah-rumah warga atau perkampungan. Termasuk juga Kampung Tematik terus kami inventarisir,” tambahnya.

Baca juga:

Namun jika memungkinkan, tambahnya, kedepan pihaknya siap memberikan bantuan pembangunan beberapa Kampung Wisata Tematik yang rusak.

“Membantu pembangunan kembali itu perlu dilihat dulu, kalau memang diperbolehkan ya kenapa tidak. Tetapi sebetulnya wilayah di Daerah Aliran Sungat (DAS) Brantas bukan otoritas kami,” paparnya.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, terdapat setidaknya tujuh Kampung Tematik Kota Malang, yang terdampak kiriman banjir bandang pada 4 November lalu. Diantaranya adalah Kampung Keramik Dinoyo, Kampung Gerabah Penanggungan, Kampung Putih, Kampung Biru Arema, Kampung Tridi, Kampung Warna-Warni, dan Kampung Lampion.

Ketua Forum Kelompok Sadar Wisata (Forkompokdarwis) Kota Malang, Isa Wahyudi, mengungkap bahwa kerusakan terparah terjadi di Kampung Putih yang terletak di Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen.

“Kampung Putih paling parah, Taman Wall of Love dan Taman Daya rusak. Area spot selfi hilang dan hanyut terbawa banjir,” katanya.

Selain itu, kondisi memprihatinkan juga dirasakan oleh Kampung Warna-Warni, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing. “Di sana lumpur dan air masuk ke area lapangan yang selama ini jadi lokasi pementasan. Sehingga barang-barang berserakan, sebagian hanyut seperti meja, kursi-kursi, dan 50 galon cat. Banyak fasilitas yang rusak, seperti CCTV, monitor, dan PC, karena lumpur yang terbawa saja sampai setebal 40 sentimeter,” jelas pria yang akrab disapa Ki Demang itu.

Advertisement

Bahkan pasca banjir, ujarnya, Wisata Kampung Warna-Warni yang sangat terkenal tersebut, sepi didatangi pengunjung. Rata-rata wisawatan perharinya menurun dan tersisa tinggal 3 persen dari jumlah kunjungan biasanya. (hms/mus/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas