Pemerintahan

Wali Kota Sutiaji Resmikan Rumah Potong Unggas, Sejam Mampu Potong 2000 Ekor

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Wali Kota Malang, Sutiaji, meresmikan secara langsung Rumah Potong Unggas (RPU) dan Sentra Perkulakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Aneka Usaha (Tunas) Kota Malang, Kamis (28/10/2021) tadi.

Sutiaji mengutarakan, bahwa Kota Malang memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Seiring dengan itu, maka perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat.

“Kota Malang ini potensinya luar biasa. Sehingga, pendapatan pun tinggi, sehingga ada potensi masyarakat yang harus diberdayakan. Maka Perumda hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menaungi itu semua,” terangnya.

Edukasi kepada masyarakat, tambahnya, pun patut terus dilakukan. Sehingga, agar yang belum terampil menjadi terampil hingga mampu memproduksi dan memasarkan produknya.

Advertisement

“Termasuk pada masalah digitalisasi, harapannya nanti Malang Creative Center (MCC) kedepan pengelolaan juga teman-teman Perumda yang akan ikut mengisi itu semua.

Karena sekarang kita memiliki tidak kurang dari 183 start-up yang basicnya game dan aplikasi animasi,” tambahnya.

Soft launching RPU dan Sentra Perkulakan UMKM ini, diharapkan dapat menjadi salah satu sarana yang mampu memberikan banyak manfaat dalam perkembangan UMKM dan perekonomian Kota Malang.

Serta memberikan kemanfaatan umum berupa barang atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat Kota Malang.

Advertisement

“Nanti teman-teman dari Perumda Tunas ada di core bisnisnya packaging hingga sampai kepada pasar,” terangnya.

Sementara itu, Dirut Perumda Tunas Kota Malang, Dodot Widodo, menjelaskan dengan adanya RPU pihaknya mampu mensuplai ayam potong di Kota Malang maupun Malang Raya.

Selain itu juga bisa melibatkan masyarakat yang bergelut di bidang UMKM agar mendapat bahan yang berkualitas baik.

“Kapasitas produksi kita 2000 ayam per jam, artinya dalam sehari waktu kerja 7 jam ada 14000 ribu yang dipotong.

Advertisement

Per satu ekor ayam, berat dagingnya 1.3 kilogram, ya tinggal dikalikan saja sehari bisa berapa kilogram daging ayam. Belum lagi kalau kita membuat sistem RPU menjadi dua shift, bisa lebih banyak. Dan ini tergantung kebutuhan,” ungkap Dodot.

Dirinya menjelaskan, saat ini sudah mendapat permintaan kerjasama dengan stake holder di Jakarta, namun akan diupakan di lingkup Malang Raya terlebih dahulu. Pasalnya, Perumda Tunas sendiri memiliki core bisnis yang cukup banyak.

“Core bisnisnya banyak, tapi kami manfaatkan 9 sektor dulu. Saat ini prioritaskan bisnis yang bagus dan sesuai dengan kondisi pandemi. Contoh saja sub bisnis properti, persewaan , dan kuliner itu kita tidak prioritaskan, karena kondisinya menurun, tetapi seperti kebutuhan sembako menjadi salah satu fokus bisnis kami.

Makannya kami menjembatani produsen dan retail,” terangnya.
Ke depan, Perumda Tunas Kota Malang sudah berencana untuk digitalisasi core bisnis mereka.

Advertisement

“Jadi, kami sudah berbicara langsung, bisnis to bisnis antara produsen dan retailer.

Nah selama ini, konsumen di Kota Malang membeli sembako di 26 pasar pasti mengalami harga yang berbeda-beda antar pasar karena adanya mata rantai yang panjang.

Nah kami ingin menjembatani itu, jadi cukup antara produsen, distributor Perumda, dan retailer, sehingga mata rantai kecil,” paparnya.

Dirinya pun juga akan menggandeng perbankan agar memberi kemudahan bagi retailer kecil agar bisa ikut kredit melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Advertisement

“Nanti akan kelihatan mana pengecer bagus, mana yang tidak. Platform digital untuk digitalisasi itu bukan punya kami sendiri, tapi menggandeng platform yang ada,” terangnya. (hms/mus/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas