Pendidikan

Unidha Ajak Siswa SMA se-Malang Raya Ikut Pemilu 2019

Diterbitkan

-

Unidha Ajak Siswa SMA se-Malang Raya Ikut Pemilu 2019

Memontum Kota Malang – Pemilih pemula merupakan pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya. Pemilih pemula terdiri dari masyarakat yang telah memenuhi syarat untuk memilih, yaitu WNI genap berusia 17 tahun atau lebih, baik sudah menikah atau pernah nikah.

Potensi pemilih pemula pada Pemilu 2019 sekitar 7 juta dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) 192,828 juta jiwa. Bahkan jika dikategorikan pemilih milenial usia 17-35 tahun, bisa mencapai 55 persen DPT.

Para siswa-siswi SMA/SMK/MA menyimak pemaparan narasumber. (rhd)

Para siswa-siswi SMA/SMK/MA menyimak pemaparan narasumber. (rhd)

Pengetahuan dasar terkait prinsip-prinsip dasar demokrasi dan pemilu merupakan modal awal yang harus diketahui oleh para pemilih pemula. Agar mereka memiliki pemahaman yang benar tentang demokrasi dan pemilu.

“Dengan memahami, mengetahui, baik itu azas, prinsip, hukum, tata pelaksanaan, diharapkan mereka mau ikut berpartisipasi sebagai wujud tanggung jawab sebagai WNI,” beber Ketua Prodi Magister Ilmu Hukum Universitas Wisnuwardhana (Unidha), Dr. Imam Ropii, SH., MH., saat menjadi salah satu narasumber seminar terkait pemilih pemula.

Seminar bertajuk ‘Pemilih Pemula : Peran generasi milenial dalam mensukseskan Pemilu 2019, di Aula gedung F lantai 2 Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Malang, Sabtu (23/2/2019) ini, diikuti oleh 300 siswa SMA/SMK/MA di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Advertisement

Dengan menghadirkan narasumber, di antaranya Santoko, S.Pdl. (Ketua KPUD Kabupaten Malang), Dra. Ema Sumiarti, M.Si. (Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Malang dan Batu), Heri Mulyono, SIP, MT. (Sekretaris Bangkesbangpol Kota Malang), dan Dr. Imam Ropii, SH., MH. (Dosen Pascasarjana Unidha).

Bagi para peserta yang hadir, lanjut Imam, diharapkan bisa memberikan virus positif untuk mengajak teman-temannya turut memilih sebagai bagian dari hak asasi WNI. “Penting bagi para pemilih pemula ini dalam pencerahan, pemahaman, dan informasi Pemilu 2019, bahwa mereka telah memenuhi syarat administratif untuk bisa memilih. Jangan sampai golput, dan menyesal 5 tahun,” tandas Imam.

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Unidha, Dr. Bambang Winarno, SH, MSi, mengatakan para generasi milenial yang rata-rata adalah siswa SMA maupun mahasiswa, merupakan swing voters, dimana umumnya masih bingung akan memilih siapa. Berbeda dengan generasi tua, yang sudah jelas pilihannya mau dilabuhkan kepada siapa.

“Kaum milenial ini masih belum punya pilihan yang pasti. Mereka tahu hanya dari media sosial yang justru hoax dan menyesatkan. Sementara orang tua dan generasi tua lainnya, sudah pasti bisa menentukan siapa yang akan mereka pilih. Ada debat atau tidak, mereka akan memilih siapa. Diharapkan orang tua ini bisa mengedukasi informasi yang benar kepada anak-anaknya. Sehingga mereka tidak golput atau salah pilih,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Rektor Unidha, Prof. Dr. Suko Wiyono, SH., MH., mengatakan, memilih atau tidak memilih (golput) sebagai bagian dari hak warga negara.

“Memilih atau tidak, itu hak mereka. Memang Pemilu tidak mencari yang sempurna, tapi mencari yang terbaik dibandingkan yang lainnya. Terutama pemilih pemula, bisa berpartisipasi pertama kalinya dalam sejarah hidupnya. Jika tidak digunakan, akan menyesal lima tahun,” sebut pria yang juga menjabat Ketua Senat UM ini.

Ketua APTISI Jatim ini berharap, kaum milenial memiliki wawasan yang sangat luas, dan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Nantinya, APTISI akan menggandeng Provinsi Jatim melalui Bakorwil, untuk menghimbau civitas akademika terlibat aktif dalam Pemilu 2019.

“Saya harapkan kaum milenial tidak terpengaruh berita-berita hoaks yang tidak masuk akal. Pilihan bisa beda, tapi kita semua di sini satu, yakni Bhinneka Tunggal Ika, artinya tetap jaga persatuan bangsa,” tandas Suko. (adn/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas