Pendidikan
UMM Bangun RS Darurat Penanganan Covid-19, Target 45 Hari Selesai
Memontum Kota Malang – Rumah Sakit (RS) Darurat Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) akan segera dibangun. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang berlangsung Senin (05/04) siang ini.
Direktur RS UMM, Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, Sp. PD. KPT mengatakan, RS Darurat Penanganan Covid-19 ini akan memiliki fasilitas lengkap. Karena tak hanya menyediakan ruang rawat inap biasa, maupun intensif care untuk pasien Covid-19.
Baca juga:
- Jabatan Kasat Reskrim dan Kasat Lantas Polresta Malang Kota Berganti
- Toko Retail Modern Jadi Salah Satu Penyumbang Investasi Kota Malang
- Pemkot Malang Komitmen Percepat Penanganan Penyakit TB Lewat Penataan Lingkungan Sehat
- Kunjungi MPP, Ombudsman RI Apresiasi Potret Pelayanan Publik yang Hampir Sempurna
- Kolonel Pelaut Hartanto Resmi Jabat Komandan Lanal Malang, Siap Jaga Stabilitas Menjelang Pilkada 2024
“Nanti kita juga punya kamar operasi, Pediatric Intensive Care Unit (PICU), perawatan rontgen, ICU berventilator, dan non-ventilator. Bahkan ada ruang hemodialisis nanti,” ungkapnya.
Sehingga itu artinya pasien Covid-19 dengan hemodialisis bisa dirawat di RS Darurat Penanganan Covid-19 ini.
Untuk kapasitas, tersedia 65 bed biasa untuk pasien Covid-19. Dan 8 bed intensif dengan ventilator. “Nanti juga ada fasilitas hiburan bagi para pasien. Kita sediakan ada gym di tengah-tengah,” paparnya.
Biaya rawat pun dikatakan dr Djoni ditanggung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), alias gratis. “Begitu pasien tes PCR dan hasilnya positif, biaya perawatan gratis. Karena dari Kemenkes,” tambahnya.
Selain itu, dirinya mencanangkan ke depan jika pandemi Covid-19 sudah berakhir, RS yang dibangun itu bisa menjadi RS untuk pengobatan infeksi.
“Covid-19 ini bisa nantinya hilang, tapi infeksi tidak bisa hilang. Kami sudah merencanakan, bahwasanya kalau Covid-19 hilang kita masih bisa pergunakan RS untuk penyembuhan infeksi. Seperti HIV dan TB itukan masih banyak,” jelasnya.
dr Djoni berujar bahwa RS ini nantinya bisa menjadi pusat pengobatan infeksi di Jatim. Jika selepas pandemi bisa difungsikan menjadi tempat pengobatan infeksi seperti RSPI Sulianti Saroso.
Perawatnya pun, disampaikan dr Djoni sudah siap. “Kita punya jurusan Ilmu Keperawatan, jadi kalau lulus bisa direkrut kesini. Tapi harus bekerja di RS UMM dulu baru ke RS Darurat Penanganan Covid-19,” jelasnya.
Ditargetkan dalam 45 hari bangunan dengan 1 lantai itu sudah bisa selesai dan dapat ditempati untuk merawat pasien terkonfirmasi positif Covid-19. (mus/ed2)
- Kota Malang4 minggu
DPRD Kota Malang Gelar Pelantikan Anggota Legislatif Periode 2024-2029 Sabtu Depan
- Kota Malang3 minggu
Diusung PDI-Perjuangan, Mantan Wali Kota Malang Sutiaji Maju di Pilgub Jatim 2024
- Hukum & Kriminal3 minggu
Cek Kesiapan Pengamanan Pilkada 2024, Ketua Komisi A DPRD Jatim Datangi Polresta Malang Kota
- Kota Malang2 minggu
Paslon Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko Kunjungi Pusat Data Bappeda Kota Malang
- Kota Malang3 minggu
Parkir Jadi Isu Prioritas, Pj Wali Kota Malang Tinjau Titik Parkir dan Pembangunan Parkir Vertikal
- Kota Malang4 minggu
Rakor dan Evaluasi di Empat OPD, Pj Wali Kota Malang Bahas Isu Strategis Prioritas
- Kota Malang4 minggu
60 Pendaftar Masuk di CASN Kota Malang
- Kota Malang4 minggu
Atasi Pengelolaan Sampah, Kota Malang Terima Bantuan Hibah Rp 180 Miliar dari Bank Dunia