Pendidikan
UMM Bangun RS Darurat Penanganan Covid-19, Target 45 Hari Selesai
Memontum Kota Malang – Rumah Sakit (RS) Darurat Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) akan segera dibangun. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang berlangsung Senin (05/04) siang ini.
Direktur RS UMM, Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, Sp. PD. KPT mengatakan, RS Darurat Penanganan Covid-19 ini akan memiliki fasilitas lengkap. Karena tak hanya menyediakan ruang rawat inap biasa, maupun intensif care untuk pasien Covid-19.
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
“Nanti kita juga punya kamar operasi, Pediatric Intensive Care Unit (PICU), perawatan rontgen, ICU berventilator, dan non-ventilator. Bahkan ada ruang hemodialisis nanti,” ungkapnya.
Sehingga itu artinya pasien Covid-19 dengan hemodialisis bisa dirawat di RS Darurat Penanganan Covid-19 ini.
Untuk kapasitas, tersedia 65 bed biasa untuk pasien Covid-19. Dan 8 bed intensif dengan ventilator. “Nanti juga ada fasilitas hiburan bagi para pasien. Kita sediakan ada gym di tengah-tengah,” paparnya.
Biaya rawat pun dikatakan dr Djoni ditanggung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), alias gratis. “Begitu pasien tes PCR dan hasilnya positif, biaya perawatan gratis. Karena dari Kemenkes,” tambahnya.
Selain itu, dirinya mencanangkan ke depan jika pandemi Covid-19 sudah berakhir, RS yang dibangun itu bisa menjadi RS untuk pengobatan infeksi.
“Covid-19 ini bisa nantinya hilang, tapi infeksi tidak bisa hilang. Kami sudah merencanakan, bahwasanya kalau Covid-19 hilang kita masih bisa pergunakan RS untuk penyembuhan infeksi. Seperti HIV dan TB itukan masih banyak,” jelasnya.
dr Djoni berujar bahwa RS ini nantinya bisa menjadi pusat pengobatan infeksi di Jatim. Jika selepas pandemi bisa difungsikan menjadi tempat pengobatan infeksi seperti RSPI Sulianti Saroso.
Perawatnya pun, disampaikan dr Djoni sudah siap. “Kita punya jurusan Ilmu Keperawatan, jadi kalau lulus bisa direkrut kesini. Tapi harus bekerja di RS UMM dulu baru ke RS Darurat Penanganan Covid-19,” jelasnya.
Ditargetkan dalam 45 hari bangunan dengan 1 lantai itu sudah bisa selesai dan dapat ditempati untuk merawat pasien terkonfirmasi positif Covid-19. (mus/ed2)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED