Kota Malang

Tanggapi Peristiwa Bunuh Diri, Psikolog: Pentingnya Kesehatan Mental

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Kabar peristiwa bunuh diri belakangan ini telah menjadi sorotan. Psikolog dan Dosen Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang), Fuji Astutik M.Psi, memberikan pandangannya atas kejadian tersebut. Apalagi, menurutnya itu sesuatu yang bisa mempengaruhi orang lain.

Perempuan yang kerap disapa Fuji, itu menyampaikan bahwa kejadian bunuh diri itu bukanlah sesuatu yang baik dan benar untuk dilakukan. Karena mati dengan bunuh diri, bukan penyelesaian masalah. Namun menjadi awal dari munculnya masalah baru.

“Ini harus hati-hati banget. Bagi semua orang, ini bukan sesuatu hal yang baik dan benar untuk dilakukan. Karena menyelesaikan masalah bukan dengan mati, tapi kita memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya,” ungkap Fuji, saat dikonfimasi, Sabtu (16/12/2023) tadi.

Ditambahkannya, jika diagnosa terhadap individu yang memiliki keinginan untuk bunuh diri harus dilakukan secara menyeluruh, untuk memahami masalah psikologis yang mendasarinya. Apalagi orang yang melakukan hal tersebut merasa bahwa tidak mempunyai penyelesaian masalah dan mengakhiri hidup adalah satu-satunya cara.

Advertisement

Baca juga :

“Kalau dari sisi permasalahannya apa, bisa karena faktor kepribadian dia, latar belakang keluarga dan pengasuhan, karakteristik tempramen dan kepribadian dia. Bisa juga karena kemampuan dia menyelesaikan masalah atau strategi coping. Orang yang menyelesaikan masalah dengan bunuh diri itu biasanya mereka memiliki strategi penyelesaian masalah yang tidak bagus. Sehingga karena masalah tidak selesai, menumpuk, munculah bunuh diri,” jelasnya.

Apalagi jika seseorang telah melakukan sayatan pada tangan, itu juga dianggap sebagai mekanisme coping yang menunjukkan bahwa seseorang sudah memiliki cara untuk mengakhiri hidup. Namun, Fuji menekankan bahwa setiap perilaku tertentu memiliki motif dan perubahan perilaku seseorang dapat menjadi tanda peringatan.

“Artinya di sini entah secara regulasi emosi tidak bagus, atau mekanisme coping strategi penyelesaian masalahnya tidak bagus. Secara karakteristik kepribadian bisa juga dia tidak bagus, kemudian kemampuan dia menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya juga tidak bagus. Bisa jadi sekompleks itu,” tambahnya.

Advertisement

Diakhir, pihaknya juga mengimbau pada masyarakat agar lebih peduli pada perbaikan mental dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Peristiwa tersebut menurutnya, harus dijadikan pembelajaran agar lebih aware (peduli, red) pada kesehatan mental. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas