Berita
RSUD Kota Malang Warning, Obesitas Tingkatkan Degeneratif seperti Penyakit Jantung, Diabetes dan Hipertensi
Memontum.Kota Malang – Obesitas merupakan sebuah kondisi ketika Indeks Masa Tubuh (IMT) seseorang berada pada angka 25 atau ke atas. Gejala utama adalah lemak tubuh yang berlebihan, yang meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan yang serius. Obesitas sering kali terjadi karena kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar melalui olahraga dan kegiatan normal sehari-hari.
Kepala RSUD Kota Malang, dr Umar Usman melalui ahli gizi RSUD Kota Malang, Eni Fitrianti Wijasari S Gz, saat ini obesitas terjadi di semua kalangan. Menurutnya, hal itu berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, dimana obesitas dialami orang yang berusia di atas 50 tahun.
“Terutama laki-laki. Kalau jaman dulu, orang yang usianya 50 tahun ke atas kebanyakan obesitas. Tapi kalau sekarang, obesitas terjadi di semua kalangan. Mulai dari bayi, balita pun juga ada, anak-anak, dewasa, remaja hingga lansia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, obesitas disebabkan oleh beberapa faktor. Yakni faktor keturunan, pola makan, kurang akitifitas, kondisi kehamilan, bertambahnya usia, dan konsumsi obat.
“Jika faktor keturunan, misalnya orang tua baik ayahnya dan ibunya obesitas, sang anak bisa saja obesitas. Namun prosentasenya kecil, paling hanya sekitar 20 persen,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Sedangkan obesitas yang dikarenakan pola makan, biasanya orang yang obesitas tersebut memiliki waktu pola makan yang tidak teratur.
“Biasanya orang tersebut, makannya satu kali sehari dengan porsi yang banyak dalam sekali makan. Atau juga sudah makan tiga kali sehari, namun waktu makannya yang kurang pas, itu juga bisa jadi obesitas. Itu pengaruhnya pada organ tubuh yang mulai mencerna makanan pada jam-jam tertentu,” imbuhnya.
Selain itu asupan gizi yang terkandung dalam makanan yang dimakan juga dapat berpengaruh dalam timbulnya obesitas pada seseorang. Artinya, zat gizi pada makanan yang masuk ke dalam tubuh juga harus berimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan sebagainya.
“Kalau pesan gizi seimbang, memang anjurannya mengkonsumsi beraneka ragam makanan. Tetapi kalau makanan yang kita makan ini tidak sesuai, itu juga bisa jadi penyebab. Misalnya terlalu banyak karbohidrat ataupun beberapa zat gizi lainnya,” tukas dia.
Hal itu lah yang menurutnya saat ini banyak menyebabkan remaja atau anak-anak banyak mengalami obesitas. Pasalnya, saat ini banyak ditemui remaja maupun anak-anak yang lebih memilih makan makanan junkfood daripada makanan dengan asupan gizi yang berimbang.
“Contohnya anak-anak kalau ditawari nasi pecel sama junkfood, pasti lebih memilih junkfood. Padahal walaupun nasi pecel, asupan gizinya lebih lengkap. Ada sayur, nasi, dan lauknya. Itu sekarang yang sering dijumpai. Disitulah orang tua juga berperan dalam memberi asupan gizi berimbang pada anak. Contohnya mengenalkan makan sayur,” terangnya.
Sedangkan untuk lansia, obesitas terjadi karena memang organ sudah tidak bisa bekerja dengan maksimal. Hal itu menyebabkan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa terserap dengan maksimal.
Untuk itu, dalam mencegah terjadinya obesitas dalam tubuh, ia menyebut cara yang paling mudah yaitu menambah aktifitas. Atau menurutnya, bisa disiasati dengan tidak menggunakan fasilitas pendukung dalam melakukan aktifitas.
“Contohnya saat bepergian dengan jarak yang tidak terlalu jauh, kita bisa berjalan kaki. Atau misalnya saat beraktifitas dalam gedung yang berlantai lebih dari satu, kita bisa menggunakan tangga untuk pindah lantai, daripada menggunakan lift, itu yang paling mudah, yaitu dengan menambah aktifitas yang mengeluarkan energi, yaitu dengan berjalan misalnya,” jelas dia.
Menurutnya, dewasa ini obesitas telah menjadi sebuah kasus yang juga harus mendapat perhatian. Pasalnya saat ini obesitas bisa terjadi pada semua kalangan. Hal itu sangat berbahaya jika terjadi pada seorang bayi ataupun anak-anak. Karena menurutnya, jika tidak ditangani, hal tersebut bisa mengganggu kinerja organ dalam tubuh.
“Obesitas ini akibatnya pada meningkatnya penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes dan hipertensi. Karena obesitas itu kadar gula, kolesterol atau lemak nya pasti tinggi,” ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan, bagi seseorang yang ingin mengetahui apakah obesitas atau tidak, agar mau mengkonsultasikan hal tersebut pada seorang ahli gizi di sebuah rumah sakit, atau pun klinik.
“Kalau bisa harus konsultasi, meskipun ada rumusnya, tapi kondisi setiap orang beda-beda. Dan kebutuhan gizinya pun juga berbeda setiap orangnya,” pungkasnya. (iki/yan)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED