Kota Malang
Program Urban Farming Tim Doktor Mengabdi UB ubah Limbah Tempe menjadi Bahan Penyusun Konsentrat untuk Sapi
Memontum Kota Malang – Permintaan pasar lokal akan daging sapi terus meningkat. Namun, peternak belum mampu memenuhi kebutuhuan tersebut, dikarenakan kondisi beberapa faktor, yang diantaranya kurang pengetahuan peternak tentang manajemen dan penerapan teknologi peternakan serta berkurangnya lahan untuk beternak.
Berangkat dari itu, Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB), memprakarsai program urban farming di Kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing. “Upaya pengembangan program urban farming ini untuk menyiasati permasalahan lahan. Yakni, beternak secara mandiri di wilayah perkotaan. Sehingga, dapat memperkuat ketahanan pangan dalam kota dan membuka lapangan kerja sektor non formal,” terang Wakil Rektor Bidang Kerjasama UB, Prof M Sasmito Djati, Sabtu (27/11/2021).
Menurutnya, pemilihan lokasi kampung Sanan dikarenakan hampir 90 persen, masyarakat di sana merupakan pembuat tempe dan menjadi pusat industri tempe di Kota Malang. Untuk mengatasi limbah pembuatan tempe, sebagian penduduknya memelihara sapi pedaging dengan total populasi pada saat ini hampir mencapai 400 ekor.
“Namun dari data terakhir, akibat pandemi Covid-19, jumlah populasi mengalami penurunan,” sambungnya.
Baca juga :
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
Saat ini, tambahnya, telah terbentuk kelompok peternak ‘Makmur Sejahtera’ sebagai pioner untuk mengadopsi teknologi tepat guna dalam kegiatan Doktor Mengabdi. “Urban farming yang terintegrasi dengan penggemukan belum banyak dilakukan, maka dari itu kami berupaya meningkatkan produksi dan kualitas sapi pedaging melalui perbaikan manajemen dan teknologi pakan yang baik dan benar. Agar dapat memenuhi kebutuhan daging di perkotaan dan mensejahterahkan peternaknya,” jelas akademisi yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Doktor Mengabdi UB itu.
Perbaikan formulasi pakan dilakukan dengan memanfaatkan limbah cair dan padat dari produksi tempe yang dihasillkan 20 ton per hari. Awalnya, peternak menggunakan limbah tersebut tanpa pengolahan sebagai pakan utama sapi. Hal tersebut, mengakibatkan sapi kurang sumber serat dan kotoran menjadi cair serta daging sapi mengandung kadar air tinggi, mudah rusak, dan harga jual sapi hasil penggemukan lebih rendah.
“Maka, saat ini kami mengenalkan langkah pemecahan masalah penggunaan limbah tempe sebagai pakan dengan perbaikan susunan ransum, dalam bentuk formulasi pakan. Sapi pedaging membutuhkan pakan bernutrisi untuk mengahasilkan pertumbuhan yang maksimal. Hasil formulasi pakan ini dapat mendukung kebutuhan nutrisi sapi yang lengkap dan secara teknis akan memperbaiki kualitas sapi,” terangnya.
Ke depan, dirinya berharap kelompok ternak ‘Makmur Sejahtera’ sebagai pioner kawasan urban farming mampu menghasilkan sumber bahan pangan, serta menciptakan eduwisata integrasi industri tempe dan penggemukan sapi pedaging. (mus/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED