SEKITAR KITA
PMI Malang Rekomendasikan Rapid Tes Antigen untuk Menekan Zona Merah
Memontum Kota Malang – Menjelang tahun baru, kasus Covid-19 meningkat secara signifikan hingga menjadikan Kota Malang, berada di zona merah.
Kebijakan melakukan rapid tes bagi wisatawan, pun mendapat perhatian lebih. Terutama, rapid tes antigen yang dianggap lebih direkomendasikan, ketimbang rapid tes antibody.
Kepala UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang, Dr Enny Sekar Rengganingati, menjelaskan bahwa rapid tes antigen digunakan untuk mendeteksi antigen yang diproduksi di dalam tubuh.
Antigen sendiri adalah zat racun dari virus.
“Rapid tes antigen direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. Di PMI sendiri, ada fasilitas untuk membantu masyarakat dalam melakukan rapid tes antigen,” jelasnya.
Rapid tes antigen ini, tambahnya, paling baik dilakukan ketika orang baru saja terinfeksi. Bahkan, tingkat akurasinya mencapai 92 persen, dari tingkat sensitivitas.
Sebaliknya, pemeriksaan rapid tes antigen dinilai belum seakurat Swab PCR, untuk mendiagnosis Covid-19.
“Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan rapid tes antigen perlu dilakukan paling lambat lima hari setelah munculnya gejala Covid-19. Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan, kurang lebih hanya 15 menit,” papar wanita yang akrab disapa Enny itu.
Sejak seminggu yang lalu, layanan rapid tes antigen sudah disediakan oleh PMI. Bahkan, peralatan yang digunakan juga sudah mendapat rekomendasi satgas Covid-19.
Hasil pemeriksaan, berlaku secara nadional dengan harga pelayanan rapid tes antigen sebesar Rp 230 ribu.
Selain itu, tambahnya, saat ini plasma darah juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan dan dibutuhkan.
Syarat yang diperlukan untuk menjadi pendonor plasma darah, yaitu di dalam darahnya memang ada antibodi virus utamanya Covid-19.
Plasma darah pendonor itu diencerkan hingga 1/160 dan akan di tes. Dengan pengenceran seperti itu, jika hasilnya masih reaktif, maka bisa dipakai untuk orang yang menerima donor plasma.
Kabid Pelayanan PMI Kota Malang, Heri Suwarsono, menuturkan saat ini pihaknya juga tengah mengajak pasien Covid-19 yang sudah sembuh, untuk membantu sesama dengan mendonorkan plasmanya.
“Kami ajak pasien Covid-19 yang sudah sembuh, untuk ikut donor. Kami juga edukasi bagaimana masyarakat yang sakit Covid-19, sudah sembuh agar mendonorkan plasmanya. Alhamdulillah, pendonor lumayan banyak sampai kami kesulitan memenuhi kit (peralatan untuk kebutuhan donor plasma konvalensen),” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengaku kewalahan dan belum bisa melayani semua. Tetapim, meskipun pendonor banyak, namun jumlah ini tidak sebanding dengan permintaan dari rumah sakit.
“Permintaan plasma banyak sekali. Selain terbatasnya kit, tidak semua pendonor pasti lolos,” ujar dia. (cw1/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED