Kota Malang
PMI Kota Malang Hadirkan Aplikasi Emergency Button Tak Berbayar
Memontum Malang Kota – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang akan segera hadirkan aplikasi Emergency Button. Aplikasi yang dikembangkan bersama dosen Teknik Informatika Institute Asia Malang itu, ditargetkan akan rampung antara bulan Januari sampai Februari 2021.
Rencananya, aplikasi ini mampu membantu PMI dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat. “PMI Kota Malang ingin memberikan layanan secara cepat, tepat, dan akurat untuk masyarakat yang butuh bantuan emergency. Sehingga warga yang butuh bantuan, bisa cepat terakomodasi,” tegas Kepala Bidang Pelayanan Emergency Ambulan PMI, Heri Suwarsono, Sabtu (2/1) tadi.
Menurutnya, ada yang melayani secara cepat, namun pelayanan tidak tepat. Dan sudah menjadi target PMI Kota Malang, harus memberikan pelayanan yang tidak hanya cepat, namun juga tepat dan akurat.
“Disamping sudah ada call center 112 dan 119 maupun yang lain. Intinya, hadirnya aplikasi ini agar masyarakat segera terlayani,” imbuh Heri
Lebih lanjut, Staff Bidang Diklat, Muhammad Rifai, menjelaskan kemudahan menggunakan aplikasi ini. “User atau pengguna tidak perlu lagi log in, tinggal memencet tombol Panic Button. Disini apa yang diperlukan sudah tersedia dalam bentuk form yang harus diisi,” jelasnya.
Isian form berupa nama pelapor, nomor telepon, jenis kecelakaan, korban, lokasi kejadian, sampai foto kejadian. Dirinya berharap, pengguna sudah tidak perlu khawatir tidak memiliki pulsa untuk menghubungi call center. Karena aplikasi ini tak berbayar dan tinggal mengunduh di Play Store nantinya. Untuk saat ini, progres pengembangan aplikasi sudah mencapai 90 persen.
“Tinggal ini kami dari pihak PMI memasukkan kelengkapan data-data yang dibutuhkan, seperti driver ambulan. Selain itu juga menunggu acc dari pihak Play Store, karena aplikasi ini berbasis android, sehingga akan tersedia disana,” katanya.
Sementara itu, pengembangan aplikasi ini bekerjasama dengan tim dari Institut Asia yang diketuai oleh Lia Farokhah S Kom M Eng. Dalam pengerjaan aplikasi yang dimulai bulan Maret 2020 lalu, Lia dibantu oleh 2 anggota timnya. Aplikasi ini sendiri adalah salah satu hibah riset Dikti, penelitian pengabdian masyarakat. “Ide aplikasi ini bermula saat saya melihat video yang menunjukkan orang tua di Aceh. Dia membawa anaknya yang sedang sakit karena kesulitan mendapatkan fasilitas ambulan,” ceritanya.
Berawal dari situ, akhirnya Lia mencoba menghubungi rekan yang kebetulan bekerja di PMI Kota Malang. “Akhirnya saya bersama tim memutuskan untuk bekerjasama dengan PMI membuat aplikasi ini. Dan sampai saat ini sudah melalui tiga kali forum group discussion bersama PMI untuk merevisi aplikasi demi hasil yang maksimal,” paparnya. Saat ini, dirinya turut menuturkan bahwa proses finishing aplikasi sudah hampir rampung. (cw1/ed2)
- Kota Malang3 minggu
Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Kota Malang3 minggu
Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Kota Malang2 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Hukum & Kriminal4 minggu
Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Hukum & Kriminal3 minggu
Mandi di Sungai Brantas, Siswa SD di Kota Malang Ditemukan Tewas Tenggelam
- Kota Malang3 minggu
Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Kota Malang3 minggu
Pengajian Ikatan Haji Muslimat Kota Malang Solid Dukung Abah Anton-Dimyati
- Kota Malang2 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara