Kota Malang

Petakan Ekonomi Kreatif di Kota Malang, Pemkot Gelar FGD bersama Komite Ekraf

Diterbitkan

-

Petakan Ekonomi Kreatif di Kota Malang, Pemkot Gelar FGD bersama Komite Ekraf

Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar rapat koordinasi (Rakor) Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kota Malang dan Forum Group Discussion (FGD) Pemetaan Ekraf, Jumat (10/12/2021). Acara yang berlangsung di Pasar Bareng tersebut, dihadiri langsung oleh Wali Kota Malang, Sutiaji, Kepala Badan Perencanaan dan Pembagunan Daerah (Bappeda), Dwi Rahayu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag), M Sailendra, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Ida Ayu Made Wahyuni dan segenap stake holder yang terkait.

Wali Kota Sutiaji dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kegiatannya bersama dengan Komite Ekraf adalah salah satu upaya membranding Pasar Rakyat. “Luar biasa teman-teman ini, karena kita bersama-sama mengubah mindset orang tentang Pasar Rakyat. Tidak perlu rapat di hotel mewah, tetapi rapat di Pasar Bareng saja. Itu secara tidak langsung bisa membranding keberadaan dan eksistensi Pasar Rakyat di Kota Malang,” ujar Sutiaji.

Anggapan Pasar Rakyat yang kumuh, tidak nyaman dan hanya untuk ‘kalangan bawah’ bisa terpatahkan nantinya dengan Roadmap Ekraf Kota Malang. “Pasar Rakyat sebenarnya bisa digunakan sebagai co-working space, bisa dipakai untuk belajar dan berdiskusi. Sambil nanti seiring dengan perkembangan tersebut, pasar ini bisa menjadi pasar yang kreatif,” bebernya.

Pemilik kursi N1 itu menjelaskan, bahwa Roadmap Ekraf Kota Malang saat ini telah terbentuk. Tinggal bagaimana ke depannya harus direalisasikan dengan optimal.

Advertisement

Baca juga

“Roadmapnya kan sudah, contoh seperti Malang Koneksi, nah itu untuk membangun konekvitas atau membangun ekosistem. Kedua Malang Berdaya karena memang kalau sudah terbangun sistem, diharapkan nilai penguatannya semakin kuat. Dan tadi memang saya minta, tahun 2023 sudah mendunia, karena nanti menjadi ekraf dunia,” terang Sutiaji.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Malang, Dwi Rahayu, mengungkapkan bahwa pada Roadmap Ekraf ke depan, akan memasukkan 17 sub sektor.

“Kegiatan hari ini sebenarnya untuk menyusun roadmap ekraf, karena di tahun 2022 ini habis. Sehingga di 2022 nanti, kita harus berproses untuk Roadmap Ekraf tahun 2023-2027. Dimana sebelumnya hanya 3 sub sektor, ini nanti kita masukkan semua jadi ada 17. Sehingga tau, langkah yang harus dilakukan tahun-tahun berikutnya apa sih,” jelas Dwi.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini semua sub sektor sudah lebih memahami sinergitas yang perlu dibangun dengan komunitas, Pemkot Malang, maupun akademisi. Contoh saja, banyak Perguruan Tinggi yang memiliki mahasiswa jurusan IT belum bisa langsung bekerja karena terkendala mata kuliah yang tidak bisa aplikatif.

Advertisement

“Nah di roadmap kemarin ternyata ada silabusnya yang bisa masuk dan digunakan untuk mata kuliah temen-teman jurusan IT. Sehingga begitu mereka keluar, bisa langsung paham ternyata di lapangan casenya seperti apa. Begitu pula dengan aktifasi co-working space di Pasar Rakyat. Pada Pasar Bareng ini misalnya, lantai 2 cukup luas dan kosong, sementara pelaku ekraf butuh tempat. Jadi ini kan bisa dipakai,” bebernya.

Setiap tahun, kata Dwi, pihaknya akan terus memonitoring mana saja program yang sudah terealisasi maupun yang belum. Kalau belum terealisasi, maka akan digeser tahun berikutnya.

“Jadi harapannya setiap tahun targetnya bisa terpenuhi. Apalagi yang tak kalah penting adalah kolaborasi antar perangkat daerah, karena selama ini terkesan masing-masing dan belum terkonek. Seperti yang dipesankan pak wali, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD)  saling bersinergi, dan kami mengkoordinir harus seperti apa,” terangnya. (hms/mus/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas