Kota Malang
Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak di Kota Malang Masih Belum Ditemukan
Memontum Kota Malang – Jawa Timur sedang dihebohkan mengenai wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease (FMD) yang menyerang hewan ternak. Di Kota Malang sendiri, hingga saat ini masih belum ditemukan. Keterangan itu, disampaikan Kepala Bidang Peternakan Dispangtan Kota Malang, drh Anton Pramujiono.
“Untuk di Kota Malang, saat ini (PMK, red) masih belum ditemukan. Teman-teman juga lagi rencana tracking untuk surveilans penyakitnya. Jadi, tetap ke lapangan untuk melakukan pemantauan,” ujar drh Anton, Selasa (10/05/2022) tadi.
Selain itu, tambahnya, di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, juga sedang dilakukan pemantauan. Dirinya juga menyebutkan untuk hewan yang terpapar wabah PMK, itu memiliki beberapa tanda klinis. Seperti, demam tinggi, keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku. Lalu, hewan ternak akan sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
“Biasanya suhu normalnya itu 37 derajat, nah yang perlu diwaspadai itu diatas 39-40 derajat, kemudian ada leleran yang berlebihan, elevasi itu, kemudian ada luka lepuh pada mulut, kemudian pada teracak kaki disela selanya ada luka biasanya seperti itu untuk gejalanya,” imbuhnya.
Dikatakan drh Anton, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di beberapa titik peternakan sapi di Kota Malang. Apabila nantinya ditemukan adanya indikasi hewan sapi terpapar wabah penyakit itu, maka akan dilakukan beberapa langkah.
“Kita lokalisir, jadi untuk sementara tidak boleh dikeluarkan hewannya. Kemudian kita lakukan pengobatan supportif untuk pemberian vitamin sama disenfeksi untuk lokasi itu. Sehingga diminimalisir penyakit yang terduga sesuai yang muncul,” ungkapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil lab Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya, kasus positif wabah tersebut kini sudah ada di empat kabupaten Provinsi Jawa Timur. Yakni Kabupaten Gresik, Lamongan, Mojokerto dan Sidoarjo. (cw2/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED