SEKITAR KITA

Pasangan Pengantin Kedungkandang Batal Laksanakan Pernikahan dengan Konsep Syiar Budaya

Diterbitkan

-

Pasangan Pengantin Kedungkandang.
Pasangan Pengantin Kedungkandang.

Memontum Malang Kota – Impian menikah dengan diiringi tari Topeng Malangan, harus dipendam oleh pasangan Muhammad Nasyaif dan Suparmi. Pasalnya, pihak kepolisian tidak mengijinkan adanya acara yang mengundang kerumunan.

Pengantin pria, Muhammad Nasyaif, mengatakan awalnya pernikahan yang digelar 30 November 2020 ini, akan membawa konsep Topeng Malangan di pernikahan.

“Kami ingin membawa konsep syiar budaya topeng ke ranah pernikahan terutama di Kota Malang. Rencananya, pada saat akad ini akan disaksikan oleh 8 penari dan ketika pulang nanti, akan disambut tarian Topeng Malangan,” ujarnya saat diwawancarai di KUA Kedungkandang, Senin (30/11) tadi.

Delapan penari dipilih berdasarkan tokoh utama dalam wayang Topeng Malang. Diantaranya, Gunung Sari, Dewi Ragil Kuning, Panji Asmoro Bangun, Dewi Sekartaji, Bapang, Klana Sewandana, Potrojoyo, dan Kartolo.

Advertisement

“Kami ingin mengenalkan juga sosok-sosok tersebut di pernikahan ini. Dan rencananya, para penari dari Topeng Jabung, yang akan membantu kami,” tuturnya.

Karena serangkaian acara pernikahan tersebut dirasa akan mengundang keramaian, maka pihak kepolisian mengambil langkah. Kanit Intelkam Polsek Kedungkandang, Iptu Adi Fadjar, menjelaskan larangan iringan Topeng Malangan, semata-mata untuk menghindari potensi kerumunan warga.

“Kami mempersilahkan penyelenggaraan akad nikah, tetapi untuk pestanya kami larang. Sesuai Inpres No. 6 Tahun 2020, pihak kepolisian tidak mengijinkan untuk dilaksanakan iringan tari,” katanya. (cw1/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas