SEKITAR KITA

Natal di Massa Pandemi, Penerapan Prokes Harus Tetap Terjaga

Diterbitkan

-

Sekretaris Gereja HKBP Malang, St. A. Naibaho. (Ist)

Memontum Kota Malang – Natal di tengah pandemi, bakal berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Baik pihak gereja maupun jemaat, harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan.

Seperti halnya yang terjadi di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Malang, yang berada di Jl Bromo, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Selasa (22/12/2020).

Terlihat peralatan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, thermo Gun dan perlatan lainnya telah disediakan di gereja ini.

“Saat ini masih dilanda pandemi Covid-19, kami sudah mempersiapkan protokol kesehatan,” ujar Sekretaris Gereja HKBP Malang, St. A. Naibaho.

Advertisement

Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Wali Kota Malang no 32 Tahun 2020, tentang Pelaksanaan Ibadah Dan Perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Jumlah jemaat yang datang dibatasi, harus mematuhi protokol kesehatan terutama dalam memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.

“Ada pembatasan jumlah jemaat datang di gereja. Jumlahnya hanya 125 orang di tiap waktu ibadah. Dimana seperti yang diketahui pada tanggal 24 Desember, kami melakukan dua kali ibadah malam Natal yaitu pada pukul 16.00 dan 18.00. Sedangkan pada tanggal 25 Desember, kami melakukan ibadah Natal pada pukul 07.00, pukul 09.00 dan pukul 13.00. Untuk jemaat yang sudah lanjut usia dan anak-anak kami larang datang. Sebagai gantinya bisa mengikuti live streaming ibadah Natal. Live streaming itu akan kami tayangkan di channel Youtube kami pada tanggal 25 Desember pukul 09.00,” ujar Naibaho.

Hal yang sama oleh pengurus Gereja Katedral Ijen, Jl Buring, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Advertisement

“Sesuai dengan protokol kesehatan dari Pemkot Malang, kami batasi hanya 190 jemaat yang dapat ikut di tiap waktu ibadahnya. Usia jemaat sekitar 16 tahun ke atas, kami masih perkenankan untuk mengikuti ibadah di gereja. Kalau usianya dibawah 16 tahun dan lanjut usia, kami tidak perkenankan dan bisa mengikuti ibadah melalui live streaming. Kami juga siapkan dua dokter yang selalu stand by saat waktu ibadah,” ujar Ketua Dewan Pastoral Paroki Gereja Katedral Ijen, Adrianus Gerry. (gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas