Kota Malang

Mengenal Sosok Almarhum Subhan, Satu dari Empat Korban Jatuhnya Super Tucano di Mata Orang Terdekat

Diterbitkan

-

PEMAKAMAN: Prosesi pemakaman almarhum Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan di TMP Untung Suropati Kota Malang. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Menjadi salah satu korban dari musibah jatuhnya dua Pesawat Super Tucano di kawasan Bromo, yaitu almarhum Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan, dikenal sebagai sosok yang baik. Apalagi, sekitar satu atau dua pekan lalu, pihaknya juga telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina di Bandara Sinai, atau dekat dengan Gaza.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama, R Agung Sasongkojati, menyampaikan jika almarhum Subhan itu sebelumnya juga sempat menjadi siswanya saat duduk di institusi pendidikan yang ditempuh. “Saya mengenal dengan baik, karena kebetulan beberapa tahun saya sempat di institusi pendidikan dan beliau itu siswa saya. Dia siswa yang sangat cemerlang, sangat smart dan itu sebenarnya calon pimpinan kita di masa depan,” ujar Agung, dengan mata berkaca-kaca, seusai mengikuti upacara pemakaman, Jumat (17/11/2023) tadi.

Tidak hanya itu, sang mendiang adik kandung korban, Suprayitno, juga mengaku bahwa alrmarhum merupakan sosok yang sangat baik dengan siapa saja. Pihaknya juga mengatakan, bahwa almarhum tidak pernah marah ataupun bersuara keras. Sifat-sifat yang dimiliki juga jauh dari sosok militer.

Baca juga:

Advertisement

“Militer biasanya keras, galak atau tegasnya lebih tegas galak. Kalau Pak Subhan, tegasnya tegas halus. Bisa pendekatan persuasif. Sama keluarga ataupun dengan relasi di pekerjaannya,” ucap Suprayitno.

Kemudian, pihaknya juga menambahkan jika sosok almarhum Subhan saat mendapatkan tugas dapat menjalankan dengan baik, serius dan profesional. “Jadi dia ketika dapat tugas, itu ya dilaksanakan dengan profesional. Tetapi kalau untuk karier atau apa, pasti menunjukkan dedikasi dan pengabdian yang terbaik,” katanya.

Suprayitno juga mengaku, saat almarhum pulang dari Gaza beberapa pekan lalu, pihaknya juga masih sempat berkomunikasi. Walaupun, hanya melalui pesan WhatsApp. “Sayakan di Jakarta dan punya rumah juga di Jogja. Janjian di Jogja tanggal 27, karena putera pertamanya wisuda Akabri dan masuk di AAU. Tapi dia masih pendidikan semua Matra, Akmil. Rencananya mau bareng-bareng ke sana,” imbuhnya.

Namun, akibat dari kejadian musibah jatuhnya pesawat, rencana yang telah disusunpun batal untuk dilaksanakan. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas