Kota Malang

Kedelai Naik, Industri Kecil Menengah di Sanan Kota Malang Sementara Gulung Tikar

Diterbitkan

-

Kedelai Naik, Industri Kecil Menengah di Sanan Kota Malang Sementara Gulung Tikar

Memontum Kota Malang – Melonjaknya harga kedelai membuat sejumlah pengrajin tempe di Industri Sentra Sanan, harus hidup dalam dua pilihan. Mereka harus menaikkan harga jual atau mengurangi jumlah produksi. Kondisi ini pula, turut dirasakan oleh salah satu pelaku Industri Kecil Menengah (IKM), yakni Frimianti bersama suaminya, Khosin Sasmito.

“Kedelai kan masih mahal, sementara tepung kanji juga sama. Jadi, seperti kemarin ada banyak pesanan tapi masih belum berani mengambil. Karena, di sini yang beli rata-rata untuk dijual lagi. Jadi, kalau harga naik menjadi mahal, ya enggak bisa,” ujar Frimianti, Jumat (25/02/2022).

Kondisi pandemi Covid-19 ini, juga turut membawa dampak pada usaha keripik tempe yang sudah ditekuni sejak tahun 2000, karena mengalami penurunan jumlah produksi. Saat sebelum pandemi, keripik tempe yang diproduksi bisa tembus mencapai 2000 sampai 3000 pack.

Namun, kondisi itu berbeda jauh dengan saat ini. Selain masih Covid-19, juga harga kedelai yang melambung. Akibatnya, jumlah produksinya semakin berkurang.

Advertisement

Baca juga :

“Minggu kemarin masih tembus 1000 sampai 1500. Berbeda dengan minggu-minggu ini, mulai Selasa (22/02/2022) kemarin, hanya mampu 500 hingga 1000 pack,” ucap Khosin.

Mereka menambahkan, bahwa tidak masalah jika terjadi kenaikan harga bahan baku, apabila juga dibarengi dengan kenaikan jumlah permintaan. Akan tetapi, ternyata hal tersebut tidak terjadi dan beberapa pengrajin tempe banyak yang gulung tikar.

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang, Sailendra, secara terpisah mengatakan bahwa rata-rata kebutuhan kedelai para pengrajin tempe di Kampung Sanan dapat mencapai 20 hingga 25 kg per pengrajin. Dirinya pun turut merespon kenaikan kedelai yang harga semula berkisar Rp 7 ribu, kini naik menjadi Rp 12 ribu.

“Kami berkonsultasi dan koordinasi dengan kementerian perdagangan, terkait permasalahan ketersediaan dan harga kedelai. Kementerian mengatakan, ini problem internasional. Ketersediaan untuk dua bulan ke depan, masih aman. Hanya saja, masalah harganya yang belum bagus,” ungkapnya. (cw2/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas