Pemerintahan

Kayutangan Heritage Akan Dibuka Tahun Depan, Finishing Sisakan Koridor 3

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan Kayutangan Heritage di Jalan Basuki Rahmad, Kota Malang, nampaknya harus lebih bersabar. Itu karena, salah satu sasaran program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), baru akan dibuka pada tahun depan.

Rencana itu, disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji, ketika berkunjung ke Gang IV RW 09, Kampung Kayutangan Heritage, Rabu (09/06) tadi.

Baca juga:

    “Sebenarnya, untuk progres pembangunan tinggal meneruskan di koridor 3 dan nanti saat Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Kalau akhir tahun 2021 sudah selesai semua, maka di tahun 2022 sudah clear dan baru kita buka secara resmi,” ungkapnya pada awak media.

    Pemilik kursi N1 itu mengatakan, bahwa wisata Kayutangan Heritage, nantinya juga akan dibuka seiring dengan pandemi Covid-19, yang sudah mulai terkendali dan menurun.

    Advertisement

    “Nanti akhirnya akan nyambung kawasan Kayutangan mulai dari depan sampai belakang. Akan ada taman, lampu di sepanjang jalan juga,” tambahnya.

    Sementara itu, berkaitan dengan titik parkir yang nantinya diterapkan disini, Sutiaji menjelaskan rencananya masih akan dimantapkan lagi. “Nanti Jalan Basuki Rahmad akan dibuat satu arah. Sehingga, jadi lebih lebar. Kenapa kita buat seperti itu, karena kita belum bisa nyiapin parkir. Tapi sebetulnya, tahun ini sudah ada vertical parking,” jelasnya.

    Vertical parking tersebut, tambahnya, masih dalam Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sehingga, dirinya merencanakan di tahun 2022, ketika Kayutangan Heritage resmi dibuka, bekas kantor Dinas Lingkungan Hidup yang terletak di Jalan Majapahit, bisa digunakan untuk lahan parkir.

    “Kemarin ternyata di sini juga ada pengusaha yang izin mau buka parkir. Jadi, dia beli lahan kosong untuk usaha parkir. Itu juga bisa,” beber orang nomor satu di Kota Malang itu.

    Advertisement

    Penataan titik parkir, dikatakan Sutiaji, tidak akan jauh beda dengan beberapa kota yang miliki kawasan heritage, seperti Surabaya. “Nanti penataannya saya kira sama dengan di kota-kota yang lain. Seperti Kota Tua Surabaya, itu kan tidak ada parkir hanya berjajar. Tapi kalau disini kita sediakan beberapa titik parkir,” jelas Sutiaji. (hms/mus/ed2)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas