Kota Malang
Jaring Pengaman Sosial Kenaikan BBM, DPRD dan Pemkot Malang Siapkan Dana BTT
Memontum Kota Malang – Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, menyiapkan anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar. Itu dilakukan, untuk jaring pengaman sosial kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan operasi pasar, jika harga sembako melejit.
Dijelaskan oleh Made, bahwa anggaran BTT sebelumnya telah disiapkan Rp 7 miliar. Namun, karena terkena imbas kenaikan BBM, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Malang harus hadir ditengah-tengah masyarakat.
“Karena kita di daerah menerima imbas dari kenaikan BBM, maka pemerintah harus hadir disini. Saya dengan pak wali sepakat akan menaruh anggaran kenaikan BBM dan operasi pasar ini di BTT,” jelas Made, Jumat (09/09/2022) tadi.
Namun, untuk anggaran BTT tersebut dikatakan oleh Made, masih belum dimasukkan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Karena saat ini, DPRD Kota Malang masih menugaskan masing-masing komisi untuk melakukan hiring.
“Kita masih lakukan hiring sampai satu minggu ke depan. Nah setelah dari hasil hiring tersebut nanti akan melihat OPD mana yang bisa ditaruh anggaran untuk kenaikan BBM dan operasi pasar,” lanjutnya.
Baca juga :
- Belanja Pegawai Kota Malang Diproyeksi Naik Rp 140 Miliar, Pj Wali Kota Sebut Terbesar untuk PPPK
- Kejari Kota Malang Blander, Bakar Narkotika dan Ratusan Ribu Pil LL
- Pembangunan Drainase Kawasan Suhat Ditargetkan pada Triwulan Pertama 2025
- Pemkot Malang Siap Implementasikan UU Keuangan Pusat-Daerah untuk Wujudkan Kemandirian Fiskal
- Dishub Kota Malang Targetkan Parkir Vertikal Tiga Lantai di Jalan Majapahit Beroperasi Desember Ini
Lebih lanjut dikatakan Made, bahwa Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, atau Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas), yang membidangi kebutuhan pokok juga harus menyiapkan skema operasi pasar. Terlebih, jika di dalam bidang tersebut juga disiapkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Kalau perlu APBD ada disitu dan sifatnya bukan Bantuan Langsung Tunai (BLT), tapi memberikan harga pasar yang semula. Contoh harga telur sebelumnya Rp 20 ribu kemudian melejit Rp 30 ribu, nah kita jual harga Rp 20 ribu kita subsidi Rp 10 ribu,” katanya.
Kenaikan harga ini akan dilihat hingga (21/09/2022) mendatang. Jika harga semakin melejit, maka anggaran BTT akan dinaikkan sekitar Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar. Namun, itu nantinya juga akan diperuntukkan untuk penanganan Covid-19.
“Semoga Covid-19 melandai, sehingga itu full untuk operasi pasar dan itu memang diamanatkan oleh kemendagri agar setiap Pemerintah Daerah menyiapkan APBD untuk mengantisipasi akibat kenaikan BBM,” imbuh Made. (rsy/sit)
- Kota Malang2 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang3 minggu
Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Hukum & Kriminal4 minggu
Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Kota Malang3 minggu
Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Kota Malang3 minggu
Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Kota Malang3 minggu
Pengajian Ikatan Haji Muslimat Kota Malang Solid Dukung Abah Anton-Dimyati
- Kota Malang2 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Mandi di Sungai Brantas, Siswa SD di Kota Malang Ditemukan Tewas Tenggelam