Kota Malang

Imunisasi Polio, Dinkes Kota Malang Temukan Beberapa Kendala di Masyarakat

Diterbitkan

-

POLIO: Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat memberikan imunisasi polio pada salah satu Balita. (ist)

Memontum Kota Malang – Imunisasi Polio di Kota Malang, di putaran pertama ini masih terus berjalan. Pelaksanaan yang ditargetkan menyasar pada seluruh anak-anak yang berusia 0 sampai 7 tahun, juga ditemukan beberapa kendala. 

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Meifta Eti Winindar, menyampaikan jika salah satu kendala itu, diantaranya karena belum meratanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi pada anak. “Jadi biasanya, orang tua menganggap anaknya sudah sehat. Sehingga sudah tidak perlu diimunisasi. Padahal, imunisasi itu bertujuan agar anak yang sehat itu tetap sehat, agar anak itu tidak terkena penyakit-penyakit yang sebenarnya bisa dicegah oleh imunisasi,” kata Meifta, Jumat (19/01/2024) tadi.

Kemudian, lanjutnya, yaitu adanya persepsi negatif mengenai reaksi setelah dilakukan imunisasi. Beberapa orang tua, menurutnya khawatir apabila anaknya akan mengalami demam setelah melakukan imunisasi.

Baca juga:

Advertisement

“Jadi anak saat ini memang posisinya sehat, kemudian saat selesai diimunisasi anaknya menjadi anget atau panas badannya. Nah itu menimbulkan pikiran yang tidak-tidak, maka seperti itu harus kita sampaikan kebenarannya kepada masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, adanya penolakan imunisasi yang disebabkan karena faktor eksternal dari keluarga. Seperti, peran nenek yang tidak memberikan izin, karena mengkhawatirkan tingkah laku anak setelah diimunisasi.

“Tetapi dalam hal ini kita juga sudah melakukan identifikasi terkait penyebabnya,” katanya.

Lebih lanjut, juga karena masih adanya anggapan masalah haram-halal di masyarakat, walaupun itu tidak terlalu banyak. Namun, dalam hal ini Dinkes Kota Malang memberikan sosialisasi bersama dengan Kemenag Kota Malang.

Advertisement

“Imunisasi ini sudah dilakukan bertahun-tahun dan juga sudah dilakukan beberapa kajian oleh BPOM. Kemudian juga sudah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. Jadi sifatnya untuk memberikan pelindungan itu lebih baik. Karena kalau yang bersangkutan nanti sakit, akibatnya itu bukan hanya anaknya sendiri yang sakit tapi juga akan menularkan ke sekelilingnya,” jelasnya.

Disisi lain, Dinkes Kota Malang juga telah memiliki inovasi atau terobosan baru untuk jemput bola upaya imunisasi. Yaitu dengan Imunisasi Balita Janjian Ketemu (Imbal Jamu).

“Itu kita janjian ketemu untuk imunisasi, kita lakukan bukan hanya saat buka posyandu saja. Itu selain jemput bola kita juga menyesuaikan waktu. Lebih-lebih kita outputnya yang kita garap adalah menyesuaikan waktu bisanya orangtua ini kapan. Jadi ini salah satu untuk jemput bola agar imunisasi capaiannya bisa meningkat,” imbuhnya. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas