Kota Malang

Heboh Soal Childfree, Begini Kata Pakar Sosiolog UMM

Diterbitkan

-

Heboh Soal Childfree, Begini Kata Pakar Sosiolog UMM

Memontum Kota Malang – Childfree atau bebas anak kini ramai menjadi bahan perbincangan publik. Hal itu, memang menjadi keputusan dari masing-masing pasangan suami istri. Namun, tetap dinilai tidak lazim, sebab anak masih dianggap menjadi investasi masa depan.

Salah satu pakar sosiolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Wahyudi Winarjo, mengatakan jika masing-masing pasangan tentu memiliki keputusan sendiri. Namun, dalam perspektif demografi anak itu dianggap sebagai investasi masa depan orang tua.

“Artinya orang tua itu menganggap sang anak akan menjadi gantung hidup nya di waktu masa depan. Tetapi dalam perkembangan saat ini, ternyata tidak selalu anak itu nanti bisa dinunuti (ditumpangi). Anak tidak selalu bisa memelihara, atau ngemong orang tuanya ketika anak sudah tua. Jadi ada pergeseran status anak, di mata orang tua dari dulu dan sekarang berubah,” kata Wahyudi, saat dihubungi, Selasa (14/02/2023) tadi.

Baca juga:

Advertisement

Selain itu, dalam perspektif lain, menurutnya bisa saja ada pandangan yang berbeda. Karena orang tua yang super sibuk, waktu dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Sehingga, menyebabkan teralienasi (terasingkan) oleh sistem ekonomi di dalam kehidupan.

“Jadi karena dikehidupan itu diukur dengan parameter ekonomi. Berhasil atau tidaknya dalam kehidupan itu dilihat mulai dari pendapatannya berapa, dan gajinya berapa. Karena itu mendorong orang menjadi pekerja yang tidak punya waktu untuk keluarga, termasuk jika nanti punya anak,” jelasnya.

Jika melihat kecenderungan di Indonesia sendiri, fenomena tersebut menurutnya lambat laun akan mempengaruhi pola pikir. Sebab, jika sebagian masyarakat yang disibukkan dengan bekerja, alhasil tidak bisa merawat dengan baik, atau pola asuhnya kurang, maka sebagian memutuskan untuk tidak mempunyai anak.

“Fenomena pemikiran childfree itu pasti akan masuk juga ke masyarakat Indonesia. Untuk filosofi banyak anak banyak rejeki itu juga sudah tidak ada lagi di Indonesia,” imbuhnya. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas