Pemerintahan

Hastag Ajorji Dianggap Wali Kota Malang Sebagai Bentuk Kritis Warganet

Diterbitkan

-

Hastag Ajorji Dianggap Wali Kota Malang Sebagai Bentuk Kritis Warganet

Memontum Kota Malang – Dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, seminggu yang lalu, Presiden Jokowi sempat meminta agar masyarakat aktif memberi kritik dan masukan pada pemerintah.

Namun, siapa sangka untuk wilayah Kota Malang sendiri, sudah terakomodir dengan adanya hastag ajorji, yang sering digunakan oleh warganet dalam mengkritik Pemkot (Pemerintah Kota) Malang, maupun kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji.

“Adanya hastag, seperti #ajorji, ya tidak apa-apa. Justru, itu menandakan Kota Malang, orangnya kritis-kritis,” ungkap Wali Kota Malang, Sutiaji, Senin (15/2) tadi.

Baca: Terkait Penutupan Giant MOG, Ini Kata Pakar Ekonomi

Advertisement

Bahkan, melalui hastag tersebut, orang nomor satu di Kota Malang itu, tidak merasa bahwa warganet adalah musuhnya. Namun, dirinya beranggapan, netizen yang hadir dengan tagar ajorji, turut membantu mengingatkan pihaknya.

“Sebagai pejabat publik, tugas saya adalah menjadi pelayan masyarakat. Setiap aspirasi, keluhan, masukan dan gagasan dari warga adalah bahan bagi pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan pada masyarakat,” tambahnya.

Menurut Sutiaji, selama aspirasi disampaikan dengan baik, menggunakan jalur dan prosedur yang benar, menjunjung tinggi etika dan kesopanan, tentu akan berbuah respon dan penanganan yang sama sama memuaskan.

“Ada aspirasi yang tepat, ada juga yang salah sasaran. Tentu lumrah terjadi, karena masyarakat terdiri dari beragam unsur dan tingkat pemahaman. Yang penting tujuannya sama, memastikan kota, warga masyarakat bahagia dan sejahtera,” urainya.

Advertisement

Baca Juga: 14 Hari Menuju Pensiun, Ini Kesan Sekda Kota Malang

Namun, ditegaskan Sutiaji, warga Kota Malang, harus adil. Jika ada kejelekan diminta untuk memberi support berupa masukan, jika terdapat prestasi turut mengangkat.

“Tak lupa harus jeli, kita sebagai pihak yang dikritik atau diberi masukan harus cermat, melihat bagaimana fakta dan kronoliginya. Karena dulu sempat ada jalan lubang hanya sedikit, tapi diedit,” tegasnya.

Dia berharap, tidak banyak lagi oknum-oknum yang menyalahgunakan kebebasan memberi kritik dan masukan. (cw1/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas