Kota Malang

Hadiri Pengajian Kitab Ratibul Haddad, Wali Kota Malang Ingatkan Pentingnya Membentengi Diri

Diterbitkan

-

Hadiri Pengajian Kitab Ratibul Haddad, Wali Kota Malang Ingatkan Pentingnya Membentengi Diri

Memontum Kota Malang – Wali Kota Malang, Sutiaji, menghadiri Halaqah Ilmi dan Syarah Ijazah Pengajian Kitab Ratibul Al-Haddad di Gedung PC NU Kota Malang, Kamis (12/01/2022) tadi. Selain memenuhi undangan, dirinya mengaku tertarik untuk menerima ijazah kitab Ratibul Haddad.

Diuraikannya, bahwa amalan-amalan tersebut mampu untuk membentengi diri dari faham-faham yang tidak menurut ajaran Agama Islam. “Saya datang, karena memang saya kepingin ijazahnya itu. Amalan ratib mengurut keseharian, ini saya laksanakan dan itu adalah membentengi dari faham-faham yang tidak menurut ajaran yang ada di agama Islam. Jadi wahdaniyah, mentauhidkan diri kita kepada yang maha kuasa,” kata Wali Kota Sutiaji.

Dengan memahami dan mengamalkan amalan ratib itu, pihaknya menyebut jika imbas dan manfaatnya akan banyak dirasakan. Seperti di dalam kehidupan ini, ketika bekerja dan berkarya harus sambil bersandar kepada Tuhan.

Baca juga:

Advertisement

“Sehingga ini ada kolerasinya pemerintahan dengan ini. Karena diharapkan ketika hubungan manusia dengan Tuhan itu bagus, otomatis hubungan sesama manusia itu bagus,” katanya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Malang Raya, Ahmad Asyari, mengatakan jika pengajian yang dilakukan itu bagian dari kegiatan rutin tiap tiga bulan. Tidak hanya diikuti santri atau mahasiswa, kegiatan yang diisi dengan ijazah syarah Kitab Ratibul Hadda dan Syawariqul Anwar, juga diikuti oleh jamaah secara umum.

“Peserta hari ini sekitaran hampir 200an jamaah. Itu pun karena ada beberapa yang belum tersampaikan. Targetnya kemarin kan 300an dan itu sudah konfirmasi semua. Tapi karena sekarang juga dengan zoom (virtual meeting) sehingga tidak sampai 300, biasanya lebih,” kata Asyari.

Dikatakannya, jika menimba ilmu dengan adanya syarah ijazah itu begitu penting. Sebab, disitulah ilmu yang diterima punya dasar, punya dalil dan tidak tiba tiba dibaca, karena semua amalan itu ada dasarnya.

“Bacaan yang ada di Kitab Ratibul Haddad pun semunya ada dalam hadist. Tradisi di NU, ijazah itu diturunkan dari sanad Rasullullah, oleh seorang guru atau kyai. Jadi secara adab, di NU itu akan menyambung dari guru ke guru sampai ke Rasulullah,” jelasnya.

Advertisement

Sebagai informasi, kegiatan tersebut digelar oleh Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Malang Raya dan Ikatan Mahasiswa Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKMASS). Untuk yang mengijazahkan amalan tersebut, yakni pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, KH. Raden Achmad Azaimy. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas