Kota Malang

Diskopindag Kota Malang Terus Maksimalkan Sosialisasi Pembayaran Digital di Pasar Tradisional

Diterbitkan

-

QRIS: Salah satu penerapan sistem pembayaran elektorbik atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di salah satu pasar tradisional Kota Malang. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Metode pembayaran dengan berbasis elektronik atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di pasar tradisional Kota Malang akan terus dimaksimalkan. Sebab, hingga saat ini masih banyak pedagang yang belum mampu atau belum memahami pembayaran transaksi secara elektronik.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyampaikan jika hal tersebut menjadi tantangan bagi Diskopindag. Apalagi, dalam mengubah perilaku para pedagang juga membutuhkan waktu.

“Tentu kami perlu melakukan edukasi. Karena tidak semua bisa menggunakan QRIS, sehingga harus melihat kemampuang dari para pedagang pasar itu sendiri. Kalau mahasiswa atau anak muda bisa pakai QRIS tapi untuk pedagang tradisional perlu waktu. Ini memang menjadi hambatan di Diskopindag,” jelas Eko, Kamis (09/11/2023) tadi.

Ditambahkannya, jika dalam pembayaran dengan menggunakan sistem elektronik tersebut akan dilakukan secara bertahap. Untuk di tahap awal ini sistem tersebut, dilakukan pada di lima pasar yang sudah dilakukan revitalisasi. Namun, diakui Eko jika semua pedagang masih belum bisa menggunakannya secara maksimal.

Advertisement

Baca juga:

“Memang targetnya semua pasar, tapi akan kita lakukan secara bertahap dan sebagian sudah diterapkan. Jadi sekarang memang ada yang pakai QRIS, ada yang tidak. Untuk lima pasa itu ada Pasar Oro Oro Dowo, Pasar Bunulrejo, Pasar Klojen, Pasar Kotalama dan Pasar Kasin. Tentu dalam penggunaannya itu bervariasi, tergantung kemampuan pedagangnya,” katanya.

Lebih lanjut, salah satu upaya yang dilakukan terkait dengan pembayaran secara elektronik ini yaitu dengan membuat sebuah gerakan yang menyasar anak muda. Dengan tujuan agar para pedagang pasar tradisional bisa terbiasa dengan digitalisasi saat ini.

“Makanya kita ada gerakan milenial ke pasar, supaya mereka bisa datang untuk berbelanja dan makan di pasar rakyat, bisnis di pasar. Kita memang mengarah kesana, untuk digitalisasi pasar secara penuh,” imbuhnya. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas