SEKITAR KITA

Dinkes Kota Malang Siapkan Testing Perwilayah

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berkomitmen menggencarkan testing bagi warga dalam rangka penanggulangan Covid-19. Bahkan Wali Kota Malang, Sutiaji, telah memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan testing per wilayah.

“Benar, di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini, Kota Malang memang diharapkan melakukan testing per wilayah. Kami sudah diinstruksikan oleh Pak Wali berkaitan dengan itu,” ujar Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, Jumat (23/07).

Baca juga:

    Berdasarkan keterangannya, tiap satu kasus terkonfirmasi positif, pihaknya harus melakukan tracing dan testing ke minimal 15 orang kontak erat.

    “Oleh karena itu, sesuai dengan perhitungan dan estimasi Dinkes, kita siapkan kemarin total 16.000 testing. Yang mana itu akan diambil dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT),” terang dr Husnul.

    Advertisement

    Hingga saat ini, berdasar data yang diterima oleh mantan Direktur RSUD Kota Malang itu, presentase kesembuhan pasien Covid-19 menurun dari sebelumnya. Begitu pula dengan presentase pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga turun.

    “Presentase kesembuhan terakhir turun, karena rilis New All Record (NAR) semakin banyak. Jadi Kota Malang masih di bawah 82 persen. Kemudian kalau kematian kita berada di angka 7.8 turun dr sebelumnya 10.1,” jelasnya.

    Presentase kesembuhan yang turun tersebut sedikit banyak juga dipengaruhi dari tingkat kebutuhan oksigen.

    “Di Kota Malang, kebutuhan akan oksigen bergantung dari kasus pasien. Kalau gejala ringan butuh sedikit bantuan oksigen, satu tabung mungkin bisa 2 sampai 3 hari. Beda lagi dengan gejala sedang hingga berat,” tambahnya.

    Advertisement

    Untuk saat ini, diakui dr Husnul, oksigen dengan tekanan tinggi sangat dibutuhkan di Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 Kota Malang.

    “Yang sekarang banyak dibutuhkan adalah oksigen tekanan tinggi, tabung besar itu ga sampe 4 jam habis. Kebutuhan-kebutuhan itulah yang saat ini masih dihitung RS rujukan, karena masing-masing RS pasti berbeda,” tegas dr Husnul. (mus/ed2)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas