Kota Malang

Bison Rilis Buku Empat Dekade Sejarah Musik Malang Era 60-90

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Pandemi agaknya malah membuat Arief Wibisono (Bison), panggilan akrabnya, kembali aktif berkarya dalam tulisan, hingga melahirkan sebuah buku ‘Empat Dekade Sejarah Musik Kota Malang Era 60-90’. Materi tulisan yang sudah dikumpulkan selama 9 tahun ini akhirnya lahir menjadi sebuah buku.

“Saya sebenarnya mulai menulis buku ini sejak 9 tahun lalu. Tapi karena terhalang berbagai macam kesibukan, pengerjaannya molor bahkan sempat terhenti. Nah saat pandemi, saya tidak aktif lagi di salah satu dinas, jadi saya ingin kembali dengan habit menulis saya,” ceritanya.

Dan dari situlah, pria alumnus Unmer (Universitas Merdeka Malang) itu kembali mengulas tulisan-tulisannya yang sudah mengendap 9 tahun yang lalu. Baginya pandemi bukan halangan seniman untuk mengeluarkan karyanya, malah bisa menjadi kesempatan dan momentum dalam berkarya.

Diakui Bison, selain mewarisi darah seni dari sang ibu, dirinya juga gemar mempelajari sejarah.

Advertisement

“Basic saya memang senang musik, sejak SMP sudah aktif bermusik. Senang menulis dan belajar sejarah juga, jadi saya kombinasikanlah semua passion,” tambahnya.

Bagi pria berumur 44 tahun ini, pada era 60-an sampai 90-an masih banyak kegiatan musik yang belum terekam secara detail. Padahal di era tersebut banyak kegiatan-kegiatan positif yang mestinya bisa didokumentasikan berupa foto, buku, dan tulisan.

Baca Juga : Proses 14 Tahun, Lahirkan Buku Tentang Budaya Topeng Malang

“Kita kenang perjuangan pendahulu menancapkan musik, terutama rock di Kota Malang. Dengan keterbatasan tempat yang dulu kita masih memakai ‘tenun’ berpindah ke GOR Pulosari, sekarang menjadi supermarket,” terangnya.

Advertisement

Menurut pria yang mengambil jurusan Administrasi Negara semasa kuliah itu, hingga sekarang seniman masih memikirkan tentang tempat untuk bermusik. Berfikir dua kali lipat menentukan tempat mana yang representatif dan aman bagi penonton, serta enak didengar sound sistemnya.

Berangkat dari situ dirinya menulis sejarah musik di Kota Malang, agar bisa dipelajari generasi muda.

“Yang kedua, saya ingin memberikan motivasi kepada generasi muda sekarang untuk menghargai arti sejarah di Kota Malang baik itu di musik maupun di kebudayaan yang lainnya,” imbuhnya.

Bekerjasama dengan Museum Musik Indonesia (MMI) dalam peluncuran buku ini, Bison menaruh harap agar generasi mudah lebih menghargai sejarah. Dengan begitu dinantikan prestasi generasi saat ini yang lebih mentereng dibanding generasi pendahulu. (cw1/ed2)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas