Pendidikan
Baru Jalan Tiga Minggu, PTMT Kota Malang Dinilai Apik Wali Kota
Memontum Kota Malang – Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang sudah berlangsung selama kurun waktu tiga minggu ini, nampaknya dinilai baik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Hal itu disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji, saat meninjau tes swab antigen di SMP Negeri 20 dan SDN Bunulrejo 2, Jumat (24/09/2021).
“Alhamdulillah PTMT di Kota Malang aman dan tidak ada keluhan dari berbagai pihak. Justru anak-anak senang, pinginnya masuk sekolah terus,” ujar Sutiaji.
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
Menurut orang nomor satu di Pemkot Malang ini, efektifitas pembelajaran daring hanya sekitar 70 persen. “Apapun kebiasaan baru di ranah pendidikan, seperti daring itu kan masih perlu proses. Kalau dilihat dari nilainya, masih di angka 70 persen. Jadi tetap butuh tatap muka,” ujar Sutiaji.
Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang, Suwarjana, mengungkapkan bahwa ia beserta jajaran selalu adakan evaluasi terkait PTMT tiap minggunya. “Kami selalu evaluasi. Setiap Sabtu teman-teman mengirimkan evaluasi, kemudian pada Senin nya kami olah dan dilakukan rapat koordinasi,” katanya.
Sehingga dari PTMT yang tergelar bisa membuat imunitas siswa, guru, maupun orang tua murid bertambah. “Awalnya para orang tua yang masih canggung, sekarang mengiklhaskan putera puterinya tatap muka. Imunitas mereka meningkat, anak kita senang, guru kita tenang, orang tua apalagi. Insyaallah Kota Malang aman, tidak ada pelanggaran selama PTMT,” sambung Suwarjana.
Lanjut, ditanya berkaitan UTS yang sebentar lagi akan berlangsung, ia menegaskan akan menyesuaikan level Kota Malang. “Nanti kita lihat ya bagaimana perkembangan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Malang. Yang jelas harapan kami level kita lebih bagus, sehingga jam pelajaran bisa menyesuaikan dan durasi waktunya dapat diperpanjang,” tambahnya.
Sebagai sarana penunjang PTMT saat ini pun Dikbud Kota Malang juga tengah mengoperasionalkan kembali bus sekolah gratis. Dimana jadwalnya menyesuaikan jam pulang dan berangkat para siswa. “Protokol kesehatan (prokes) juga diterapkan ketat. Selain itu kami siapkan stok masker di bus kalau misal ada anak lupa memakai,” jelasnya.
Kedepan, penunjang oksimeter dan oksigen tiap sekolah pun juga tengah diusahakan selama PTMT di masa pandemi. Jumlah oksimeter menyesuaikan banyaknya kelas di sekolah. Sedangkan untuk oksigen minimal per sekolah memiliki satu tabung oksigen.
“Untuk oksigen dan oksimeter kita adakan di Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) lewat Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas),” ujarnya. (hms/mus/gie)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED