SEKITAR KITA

Bangkitkan Wisata Budaya dan Ekonomi Kreatif, Gelar Festival Topeng di Taman Krida Malang

Diterbitkan

-

Bangkitkan Wisata Budaya dan Ekonomi Kreatif, Gelar Festival Topeng di Taman Krida Malang

Memontum Kota Malang – Sebagai magnet membangkitkan wisata budaya dan ekonomi kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur gelar Festival Topeng.

Gelaran yang berlangsung di Taman Krida Budaya Kota Malang, mulai Kamis (25/03) hingga Sabtu (27/03) besok.

Acara sendiri juga berlangsung dalam bentuk seminar dan pementasan dengan pembatasan jumlah peserta dan pengujung.

Baca juga: Proses 14 Tahun, Lahirkan Buku Tentang Budaya Topeng Malang

Advertisement

Kepala Disbudpar Propinsi Jawa Timur, Sinarto, mengatakan bahwa Festival Topeng yang berlangsung di Kota Malang ini merupakan rintisan untuk merancang event Festival Topeng yang lebih besar di Jawa Timur.

Menurut Sinarto, topeng selain sebagai kesenian tradisional, juga masuk dalam ranah seni pertunjukan yang bisa merangsang perkembangan ekonomi kreatif.

“Topeng harus menginspirasi terciptanya ekonomi kreatif dan kegiatan wisata berbasis budaya. Apalagi di Malang Raya budaya topeng sangat terkenal,” ujarnya.

Sehingga pihaknya berharap budaya topeng bisa menjadi maskot dan ikon wisata di Malang Raya, utamanya Kota Malang. Bahkan Sinarto berpesan, semua sajian wisata dari sisi kesenian harus menampilkan Topeng Malang.

Advertisement

“Kemarin ada 50 peserta pelaku kesenian topeng yang datang ke festival ini. Mereka berasal dari berbagai daerah yang menjadi basis topeng. Seperti Malang Raya, Sampang, Sumenep, Jobang, Kediri, Situbondo, Bondowoso,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang, Isa Wahyudi, menggarisbawahi melalui topeng sesungguhnya dapat di kembangkan ekonomi kreatif berbasis wisata budaya.

“Wisata budaya Tari Topeng Malangan termasuk dalam revitalisasi dan konservasi sejarah serta budaya yang dapat menjadi salah satu objek andalan. Sehingga budaya topeng bisa untuk mengembangkan pariwisata di Malang,” jelasnya.

Setidaknya disampaikan pria penggagas Kampung Budaya Polowijen itu, kesenian topeng mampu menggerakkan 10 sub sektor ekonomi kreatif.

Advertisement

Mulai dari desain interior berkaitan soal tata letak panggung dan background, desain komunikasi visual untuk kepentingan promosi. Film, videografi, fotografi semua yang menyangkut topeng bisa disupport melalui sub sektor ini.

“Adapun topeng juga bisa menyasar ke dalam sub sektor kriya, fashion, dan seni rupa dengan diversifikasi bersama produk lainnya. Dan tak kalah menariknya jika terjadi pementasan, otomatis kegiatan kuliner menyertai,” jabarnya.

Namun diakui pria yang akrab disapa Ki Demang itu, memang dibutuhkan unsur penunjang lainnya demi mengundang minat wisatawan. Selain itu sebagai salah satu wisata budaya, semestinya Tari Topeng Malangan dapat disajikan sebagai hiburan wisatawan di pentas rutin.

“Topeng sebagai wisata budaya dapat pula di tampilkan dalam ragam macam event yang di gelar oleh komunitas, kampung wisata, kegiatan pemerintahan, event perusahaan, di caffe restoran, hotel, serta kegiatan rutin lainnya,” jelas Ki Demang. (mus/ed2)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas