Kota Malang
WBP Lapas Kelas 1 Malang Diberi Bimbingan Budidaya Pengolahan Manggot
Memontum Kota Malang – Petugas Lapas Kelas 1 Malang Wilayah Kemenkumham Jawa Timur, terus berinovasi dan mengembangkan setiap unit kerjanya. Seperti memberikan ketrampilan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), dimaksudkan agar mereka nantinya bisa mandiri dan memiliki keahlian positif di tengah-tengah masyarakat.
Adalah bimbingan kerja budidaya pengelolahan maggot, yang diberikan kepada WBO. Budi daya maggot milik Lapas Kelas I Malang, menjadi solusi guna pemanfaatan limbah dalam lingkungan Lapas Kelas I Malang.
Bahkan, mampu memproduksi Maggot menjadi berbagai macam varian. Salah satunya, produksi maggot kering.
Baca juga:
- Belanja Pegawai Kota Malang Diproyeksi Naik Rp 140 Miliar, Pj Wali Kota Sebut Terbesar untuk PPPK
- Kejari Kota Malang Blander, Bakar Narkotika dan Ratusan Ribu Pil LL
- Pembangunan Drainase Kawasan Suhat Ditargetkan pada Triwulan Pertama 2025
- Pemkot Malang Siap Implementasikan UU Keuangan Pusat-Daerah untuk Wujudkan Kemandirian Fiskal
- Dishub Kota Malang Targetkan Parkir Vertikal Tiga Lantai di Jalan Majapahit Beroperasi Desember Ini
Maggot hidup bisa langsung dijual dengan harga kurang lebih Rp 6000 sampai Rp 7000 perkilonya. Budidaya Maggot di Lapas Kelas I Malang, dapat memproduksi bermacam-macam olahan. Bisa menjadi maggot kering dan diproduksi dalam bentuk pelet atau pakan ikan.
Untuk maggot kering pembuatannya cukup mudah dan harganya lebih tinggi daripada maggot basah. Bisa melalui dua alternatif, dijemur atau dimasak menggunakan arang dan pasir. Jika melalui penjemuran biasanya memakan waktu 2 sampai 3 hari, sampai maggot tersebut kering. Budi daya maggot Lapas Kelas I Malang biasa menggunakan metode dimasak dengan arang dan pasir.
Pertama-tama maggot hidup direbus menggunakan air panas mendidih, sampai keseluruhan maggot mati. Setelah direbus, maggot dijemur sekitar 1 jam, sambil menunggu kadar air berkurang. Setelah itu disiapkan pembakaran arang beserta pasir secukupnya dan penggorengan. Pasir harus dicuci bersih dahulu, setelah arang sudah siap, kemudian pasir dimasukkan ke dalam penggorengan beserta maggot yang telah selesai dijemur tadi.
“Memasaknya harus dengan cara dibolak-balik, agar maggot tidak gosong, kalau gosong tidak dapat dipakai, juga tidak dapat dijadikan pelet maupun pakan hewan,” ujar Sucipto, selaku warga binaan yang ikut dalam budi daya maggot di Lapas Kelas I Malang.
Setelah benar-benar kering dan kadar air dalam maggot itu habis, kemudian maggot sudah siap dipacking dan diedarkan di pasaran. Untuk harga 1 kilogram maggot kering mencapai Rp 45 ribu sampai Rp 60 ribu perkilonya. Peminatnya biasanya dari kalangan peternak hewan, khususnya Ikan dan Unggas.
Kalapas Kelas 1 Malang, RB Danang Yudiawan, mengatakan pihaknya bahkan terus berinovasi dalam meningkatkan pembinaan kepada WBP. “Inovasi tiada henti sudah menjadi motto kita, khususnya dalam unit kegiatan kerja yang erat kaitannya dengan pembinaan kepada para warga binaan di Lapas Kelas I Malang. Dengan WBP yang terampil, maka Lapas Kelas I Malang mampu untuk mencetak WBP yang bermutu,” ujar RB Danang Yudiawan, Senin (04/04/2022). (gie)
- Kota Malang2 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang3 minggu
Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Hukum & Kriminal4 minggu
Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Kota Malang3 minggu
Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Kota Malang3 minggu
Pengajian Ikatan Haji Muslimat Kota Malang Solid Dukung Abah Anton-Dimyati
- Kota Malang3 minggu
Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Kota Malang2 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Mandi di Sungai Brantas, Siswa SD di Kota Malang Ditemukan Tewas Tenggelam