Kota Malang
WBP Lapas Kelas 1 Malang Diberi Bimbingan Budidaya Pengolahan Manggot
Memontum Kota Malang – Petugas Lapas Kelas 1 Malang Wilayah Kemenkumham Jawa Timur, terus berinovasi dan mengembangkan setiap unit kerjanya. Seperti memberikan ketrampilan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), dimaksudkan agar mereka nantinya bisa mandiri dan memiliki keahlian positif di tengah-tengah masyarakat.
Adalah bimbingan kerja budidaya pengelolahan maggot, yang diberikan kepada WBO. Budi daya maggot milik Lapas Kelas I Malang, menjadi solusi guna pemanfaatan limbah dalam lingkungan Lapas Kelas I Malang.
Bahkan, mampu memproduksi Maggot menjadi berbagai macam varian. Salah satunya, produksi maggot kering.
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
Maggot hidup bisa langsung dijual dengan harga kurang lebih Rp 6000 sampai Rp 7000 perkilonya. Budidaya Maggot di Lapas Kelas I Malang, dapat memproduksi bermacam-macam olahan. Bisa menjadi maggot kering dan diproduksi dalam bentuk pelet atau pakan ikan.
Untuk maggot kering pembuatannya cukup mudah dan harganya lebih tinggi daripada maggot basah. Bisa melalui dua alternatif, dijemur atau dimasak menggunakan arang dan pasir. Jika melalui penjemuran biasanya memakan waktu 2 sampai 3 hari, sampai maggot tersebut kering. Budi daya maggot Lapas Kelas I Malang biasa menggunakan metode dimasak dengan arang dan pasir.
Pertama-tama maggot hidup direbus menggunakan air panas mendidih, sampai keseluruhan maggot mati. Setelah direbus, maggot dijemur sekitar 1 jam, sambil menunggu kadar air berkurang. Setelah itu disiapkan pembakaran arang beserta pasir secukupnya dan penggorengan. Pasir harus dicuci bersih dahulu, setelah arang sudah siap, kemudian pasir dimasukkan ke dalam penggorengan beserta maggot yang telah selesai dijemur tadi.
“Memasaknya harus dengan cara dibolak-balik, agar maggot tidak gosong, kalau gosong tidak dapat dipakai, juga tidak dapat dijadikan pelet maupun pakan hewan,” ujar Sucipto, selaku warga binaan yang ikut dalam budi daya maggot di Lapas Kelas I Malang.
Setelah benar-benar kering dan kadar air dalam maggot itu habis, kemudian maggot sudah siap dipacking dan diedarkan di pasaran. Untuk harga 1 kilogram maggot kering mencapai Rp 45 ribu sampai Rp 60 ribu perkilonya. Peminatnya biasanya dari kalangan peternak hewan, khususnya Ikan dan Unggas.
Kalapas Kelas 1 Malang, RB Danang Yudiawan, mengatakan pihaknya bahkan terus berinovasi dalam meningkatkan pembinaan kepada WBP. “Inovasi tiada henti sudah menjadi motto kita, khususnya dalam unit kegiatan kerja yang erat kaitannya dengan pembinaan kepada para warga binaan di Lapas Kelas I Malang. Dengan WBP yang terampil, maka Lapas Kelas I Malang mampu untuk mencetak WBP yang bermutu,” ujar RB Danang Yudiawan, Senin (04/04/2022). (gie)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED