SEKITAR KITA

Usaha Penambahan BOR di RS Kota Malang Masih Banyak Kendala

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Instruksi pemerintah pusat agar daerah melakukan penambahan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Rujukan, dalam langkah antisipasi penanganan pasien Covid-19, direspon positif Wali Kota Malang, Sutiaji. Hanya saja, Wali Kota menjelaskan, bahwa penambahan tempat tidur bagi pasien itu, tidaklah mudah.

“Penambahan tempat tidur tidak segampang dengan apa yang diminta pusat. Karena tarik ulur penambahan tempat tidur, itu berkaitan pada nilai tekan provinsi atau daerah dengan RS,” ujar Sutiaji.

Baca juga:

    Kesulitan itu, terangnya, ditemui tatkala Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, berkoordinasi dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). “Saat kami berkoordinasi dengan PERSI, mereka mengatakan tidak semudah itu. Satu, berkaitan dengan pendanaan, kedua, siapa yang mengeksekusi pembiayaan ketika pasca layanan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengakui atau tidak. Sehingga itu jadi kendala,” papar orang nomor satu di Kota Malang tersebut.

    Disamping itu, kurangnya tenaga kesehatan (Nakes) juga menjadi salah satu kendala. Namun, Sutiaji mengaku telah berkoordinasi dengan berbagai Perguruan Tinggi di Kota Malang untuk menerjunkan sejumlah mahasiswa untuk mendampingi perangkat kelurahan menjalankan 3T (testing, tracing, treatmen).

    Advertisement

    “Saya sudah menelfon beberapa rektor Perguruan Tinggi yang ada disini, nah beliau-beliau tidak keberatan untuk menerjunkan mahasiswanya. Kalau mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sudah koas, akan mendampingi kelurahan-kelurahan untuk testing, tracing, dan bertugas untuk treatment maupun vaksinasi,” urainya.

    Para tenaga mahasiswa yang akan diterjunkan dalam upaya penanggulangan Covid-19 itu, dijelaskan Sutiaji, berbeda dengan 12.000 relawan tiap RT. “Beda, justru mereka nanti yang akan memberi edukasi. Bisa jadi nanti 1 tenaga koas membimbing berapa puluh relawan RT,” sambungnya.

    Hal tersebut dimaksudkan, untuk menguatkan sisi hulu. Dimana, masyarakat dapat teredukasi dan terliterasi dengan baik. “Artinya mitigasi di masyarakat diperkuat,” tutur pemilik kursi N1 itu. (mus/sit)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas