Kota Malang

Masa Kontrak Revitalisasi Alun-Alun Tugu Kota Malang Berakhir, Konsep Unik dan Terbuka Mulai Sita Perhatian

Diterbitkan

-

RAMPUNG: Kondisi Alun-Alun Tugu Kota Malang, seusai berakhirnya kontrak revitalisasi. (memontim.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Revitalisasi Alun-Alun Tugu Kota Malang yang dikerjakan selama 120 hari kerja, kini telah berakhir masa kontraknya pada 09 Oktober 2023 lalu. Di mana saat ini, tampilan Alun-alun tugu telah memiliki tampilan baru, yaitu tanpa adanya pagar keliling di luar taman.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Widjaya, menyampaikan bahwa seiring rampungnya masa kontrak revitalisasi, untuk sementara belum dilakukan serah terima pada pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Sebab, masih dilakukan masa pemeliharaan selama enam bulan.

“Beberapa konsep perencanaan pembangunan terkait revitalisasi Alun- Alun Tugu Kota Malang, ini sudah sampai pada batasnya, yaitu per 09 Oktober 2023 kemarin. Selanjutnya, akan memasuki fase pemeliharaan selama enam bulan,” kata Rahman, Sabtu (14/10/2023) tadi.

Rampungnya revitalisasi Alun-alun, ujarnya, membuat animo kunjungan wisatawan di Alun-Alun Tugu Kota Malang, begitu tinggi. Sebab, telah memiliki beberapa perbedaan dan keunikan tersendiri. Seperti pada konsep keterbukaan yang menjadi Ikonik Alun-Alun Tugu Kota Malang.

Advertisement

“Karena merupakan cagar budaya untuk Alun-Alun Tugunya dan ini salah satu ekosistem yang melekat di kawasan cagar budaya sebagai penopang. Khususnya, titik berat di beberapa kawasan cagar budaya lainnya. Ini menunjukkan suatu konsep keterbukaan, antara satu ikonik cagar budaya dengan semua lingkungan yang ada di dalamnya,” tambahnya.

Baca juga :

Selain itu, lampu dekorasi juga menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun diakuinya, itu hampir sama dengan yang ada di Kayutangan Heritage, namun memiliki desain yang berbeda.

“Walaupun terkesan memang secara desain agak sama dengan di daerah lain, cuma memang ada sedikit perbedaan antara disana dan di sini. Tidak mungkin sama persis. Namun secara konsep hampir kurang lebih sama. Kalau orang bilang biasanya kok seperti Jogja pindah di Kota Malang. Namun secara detail memang itu berbeda,” tambahnya.

Advertisement

Namun, masih ada beberapa kendala yang perlu dihadapi di Alun-Alun Tugu Kota Malang. Seperti, soal parkir kendaraan, peraturan lalu lintas, kemudian mengenai ketertiban dan keamanan. Tentu dalam hal tersebut juga dibutuhkan kolaborasi antar dinas terkait, seperti Dinas Perhubungan Kota Malang dan Satpol PP Kota Malang.

“Diharapkan dengan adanya Alun-Alun Tugu Kota Malang, ini bisa memberikan sesuatu yang baru, agar bisa mengedepankan konsep destinasi khususnya di Kota Malang. Kami berharap melalui DLH bisa bersama-sama menjaga Alun-Alun Tugu Kota Malang, sebagai suatu ikon yang harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya,” harap Rahman. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas