Pemerintahan

Lapas Kota Malang Berkomitmen Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi

Diterbitkan

-

Lapas Kota Malang Berkomitmen Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi

Memontum Kota Malang – Mewujudkan wilayah bebas dari korupsi menjadi fokus di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Kota Malang saat ini. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas 1 Malang, Giyono saat ditemui Memo X belum lama ini. Menurutnya hal itu juga menjadi program nasional dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM).

Giyono mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut beberapa tahapan juga telah dilakukan oleh pihak Lapas. Salah satunya yaitu melakukan cheklist di lapangan terkait dengan tiga item layanan utama. Yakni layanan kunjungan, layanan integrasi dan layanan perawatan narapidana (napi) yang meliputi layanan medis dan layanan menu makanan.

“Alhamdulillah untuk Lapas Kelas 1 Malang kemarin sudah pada tahap akhir. Yaitu audit eksternal dari BPS (Badan Pusat Statistika) yang berlaku sebagai perpanjangan tangan dari Kemenpan RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi). Di lapangan kami juga melakukan checklist berkaitan dengan tiga item layanan utama. Dan informasi dari BPS, nanti yang akan mengumumkan hasil akhir audit eksternal itu adalah Menpan RB,” ujar Giyono.

Di sisi lain, menurut Giyono, saat ini pihaknya juga berupaya agar seluruh warga binaan Lapas Kelas 1 Malang yang berjumlah 3.135 orang agar tidak hanya sekedar melalui hari begitu saja. Artinya, pihak lapas berharap seluruh warga binaan bisa menunjukan terlebih dapat mengembangkan skill dan kemampuan mereka selama menjalani masa tahanan.

Advertisement

“Kita mengalokasikan tempat-tempat yang memungkinkan agar mereka (warga binaan) bisa mengembangkan skill dan kemampuan mereka. Contohnya kami sudah ada beberapa grup musik, mulai dari rebana, karawitan band bergenre reggae, tembang kenangan dan ada satu yang sudah go public band dangdut campur sari dengan nama Pasti Nyamleng, dan bisa tampil di dalam lapas atau di luar lapas,” imbuh Giyono.

Selain di bidang kesenian, Lapas Kelas 1 Malang juga memberi kesempatan agar warga binaan bisa mengolah skill dan meningkatkan kemandirian. Giyono mengtaakan, untuk hal itu pihaknya telah menyediakan beberapa item. Yakni budidaya jamur, green house dan rumah anggrek, perkayuan, batik, handycraft, pengelasan dan lainnya.

Untuk budidaya jamur sendiri, pihak Lapas juga menyediakan tempat dan pelatihan pengolahan jamur menjadi makanan siap saji. Saat ini, di salah satu sudut Lapas telah disediakan lokasi khusus yang didesain menyerupai kafe pada umumnya, yang menyediakan beberapa menu olahan jamur. Yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu yang berkunjung di lapas kelas 1 Malang.

“Itu semua berupaya kita hidupkan, agar mereka ada geliat setiap harinya,” jelasnya.

Advertisement

Menurutnya, hal itu merupakan sebuah prestasi yang perlu diapresiasi. Oleh karena itu, ia berharap nantinya semua pelatihan disiapkan kepada seluruh warga binaan bisa meraih kesuksesan yang sama.

“Dan itu juga telah mendapat apresiasi dari Kakanwil (Kepala Kantor Wilayah) Jawa Timur, bahwa untuk lapas di Malang sudah ada grup yang layak tampil dan layak dilihat orang. Apalagi kalau memang layak untuk masuk bursa komersil, ya tidak menutup kemungkinan akan dikomersilkan,” jelas Giyono.

Sementara itu Kepala Lapas Kelas 1 Malang, Yudi Suseno menyampaikan apresiasinya kepada warga binaan yang telah mau hingga berhasil mengembangkan kemampuan sesuai bakat yang dimiliki. Ia berharap, hal itu bisa menjadi bekal mereka setelah menjalani masa tahanan.

“Warga binaan sebenarnya punya potensu dan kemampuan, dan disini kami berusaha memberi ruang dan kesempatan agar kemampuan itu tidak mati dan bisa terus terasah. Dari situ saya berharap nantinya mereka (warga binaan) bisa kembali menjadi manusia yang lebih bermanfaat setelah kembali di tengah masyarakat,” pungkasnya. (iki+/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas