Kota Malang

Harga Bawang Merah di Kota Malang Melonjak Naik Hingga Rp 65 Ribu

Diterbitkan

-

NAIK: Penjual bawang merah di Pasar Klojen Kota Malang (rsy)

Memontum Kota Malang – Beberapa harga komoditi bahan pangan di Kota Malang, kini mengalami peningkatan harga. Diantaranya, bawang merah, bawang putih dan cabai rawit.

Salah satu pedagang sayur di Pasar Klojen, Sumartini, menyampaikan jika peningkatan harga tersebut telah terjadi tepatnya pada saat perayaan Idul Fitri 2024 ini. Untuk bawang merah sendiri diakui jika mengalami peningkatkan harga yang sangat signifikan. Yakni perkg nya Rp 65 ribu dari harga Rp 45 ribu.

“Sebelumnya itu harga bawang merah Rp 40 sampai Rp 45 ribu, sekarang langsung naik drastis jadi Rp 65 ribu. Naiknya mulai Hari Raya. Kalau bawang putih sekarang Rp 34 ribu, sebelumnya Rp 30 sampai Rp 32 ribu. Naiknya tidak terlalu tinggi kalau bawang putih,” jelas Sumartini, Selasa (23/04/2024) tad.

Sumartini memperkirakan, jika peningkatan harga bawang merah tersebut dikarenakan faktor cuaca. Terlebih, saat ini sering terjadi hujan. Sehingga, stok sulit dan mempengaruhi harga.

Advertisement

“Biasanya tidak pernah naik sampai sekarang ini. Tahun lalu, juga tidak naik saat Lebaran, baru kali ini,” katanya.

Baca juga :

Namun, dengan terjadi peningkatan harga tersebut tidak mempengaruhi tingkat penjualan. Walaupun pembeli mengurangi tingkat pembeliannya, karena masyarakat masih tetap membutuhkan.

“Alhamdulillah pembeli juga normal saja. Kan ini kebutuhan, mau tidak mau ya mereka beli. Belinya sedikit-sedikit, kadang ya 1 ons, seperempat. Padahal sebelumnya paling sedikit itu beli setengah kilogram,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut, dirinya berharap agar harga bawang tersebut nantinya bisa cepat stabil dan normal kembali. Sehingga masyarakat juga dapat membeli seperti biasanya. “Saya ini ambil dari Probolinggo, biasanya saya ambil 5 kg, itu kadang habis kadang tidak. Saya harap harganya segera stabil,” lanjutnya.

Tentu kenaikan harga bawang tersebut juga dikeluhkan oleh salah satu pembeli, Sri (45). Menurutnya, itu sangat memberatkan masyarakat. Apalagi bawang merah menjadi salah satu dasar dalam pembuatan bumbu dapur.

“Harapan saya, untuk bawang merah ini dapat diupayakan stabil kembali. Karena ini kan sebagai dasar dari perbumbuan. Kalau ini naik, kan juga mempengaruhi masakan yang kita buat, jadi mengurangi bawangnya itu,” imbuh Sri. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas