Kota Malang

Dukung Produktivitas Petani, Dispangtan Kota Malang Terima Tambahan Alokasi Pupuk Subsidi

Diterbitkan

-

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang di tahun 2024 ini, menerima tambahan alokasi pupuk subsidi. Melalui penambahan ini, tentunya diharapkan mampu terus mendukung produktivitas para petani di Kota Malang.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menyampaikan bahwa untuk tambahan alokasi pupuk subsidi itu yakni ada pupuk urea yang semula hanya 325 ton, kini meningkat menjadi 500 ton. Begitu juga dengan pupuk NPK yang meningkat dari sekitar 300 ton menjadi 700 ton.

“Alhamdulillah, di tahun 2024 ini kami bersyukur mendapatkan tambahan alokasi pupuk subsidi. Karena ini bisa membantu para petani dalam memenuhi kebutuhannya,” kata Slamet, Rabu (21/08/2024) tadi.

Dalam penyaluran pupuk subsidi tersebut, ujarnya, akan dikoordinir oleh masing-masing Ketua Kelompok Tani (Poktan). Itu karena, untuk menyesuaikan luasan lahan yang dimiliki oleh masing-masing para petani.

Advertisement

Baca juga :

“Petani bisa menebus pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhan mereka. Harga pupuk urea subsidi saat ini sebesar Rp 2.250 perkg, sedangkan non-subsidi mencapai Rp 7.000 perkg. Untuk pupuk NPK subsidi harganya Rp 2.300 perkg, sementara non-subsidi mencapai Rp 10.000 perkg. Tentu kualitasnya sama dan unsur haranya juga sama,” jelasnya.

Selain pupuk subsidi, Dispangtan Kota Malang juga memberikan berbagai bentuk fasilitasi lain. Seperti, bantuan benih padi, benih jagung, pestisida, racun tikus, hingga jaring pengaman bulir padi. Bantuan tersebut sudah disalurkan sejak Januari lalu, bertepatan dengan masa tanam awal tahun.

“Harapannya dengan adanya tambahan pupuk subsidi dan bantuan lainnya, petani di Kota Malang ini akan lebih bersemangat dalam bertani. Kami juga berharap produktivitas padi per hektar meningkat, sehingga dapat membantu petani dalam mengatur keuangan mereka,” imbuh Slamet.

Advertisement

Sebagai informasi, produksi padi di Kota Malang saat ini mencapai 15 ribu ton per tahun dengan luas lahan sekitar 788 hektar. Meskipun tidak memungkinkan untuk memperluas area sawah, Dispangtan Kota Malang berencana akan meningkatkan indeks pertanaman.

“Kami akan mencoba meningkatkan frekuensi tanam dari 2,5 kali per tahun menjadi 3 hingga 4 kali dalam setahun,” imbuh Slamet. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas