Kota Malang
Angka Kemiskinan Kota Malang di Angka 3,91 Persen, BPS Sebut Angka Terendah selama Satu Dasawarsa
Memontum Kota Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, merilis mengenai perkembangan kemiskinan di Kota Malang selama satu tahun terakhir ini. Tercatat, bahwa jumlah kemiskinan tersebut mengalami penurunan dari 37,78 ribu jiwa pada Maret 2023, menjadi 34,84 ribu jiwa pada Maret 2024.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menyampaikan bahwa penurunan itu menjadikan Kota Malang sebagai kota dengan angka kemiskinan terendah kedua di Jawa Timur. Penurunannya itu, sebesar 0,35 persen.
“Dari angka 4,26 persen pada periode tahun 2023, menjadi 3,91 persen pada periode tahun 2024. Kalau dilihat dari grafik mulai tahun 2010 sampai 2024, angka kemiskinan 3,91 persen ini yang terendah,” kata Umar, Jumat (02/08/2024) tadi.
Menurutnya, ada beberapa faktor pendorong menurunnya angka kemiskinan. Diantarnya, tersusunnya basis data melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKTSAM) yang menghasilkan data by name by address dan by need, kemudian intervensi kemiskinan yang lebih tepat sasaran serta keberhasilan pengendalian harga komoditas-komoditas pemicu terjadinya inflasi.
“Juga dengan keberpihakan Pemerintah Kota Malang terhadap UMKM lokal tentang prioritas penggunaan produk usaha mikro, kecil dan menengah serta pelaku ekonomi kreatif dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah,” jelasnya.
Baca juga :
Tidak hanya itu, Umar juga menyampaikan bahwa persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin saja. Namun, ada dimensi lain yang perlu diperhatikan, yakni tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Pada indeks kedalaman kemiskinan itu mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, sedangkan pada indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Malang tahun 2024 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan kabupaten atau kota lainnya. Hal ini bisa diartikan bahwa kualitas kesejahteraan penduduk di Kota Malang sudah lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Malang, Diah Ayu Kusumadewi, menyampaikan rasa syukur dan bahagianya karena kemiskinan dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan. Padahal sejak dua tahun lalu angka kemiskinan sebesar 4,37 persen, kemudian menurun menjadi 4,26 persen dan di tahun 2024 ini turun lagi menjadi 3,91 persen.
“Penurunan kemiskinan Kota Malang sudah berkurang banyak padahal garis kemiskinan mengalami kenaikan. Kesejahteraan semakin meningkat, kemudian tingkat kemiskinan semakin kecil. Ini terkecil sepanjang 10 tahun, bahkan 14 tahun ke belakang, ini paling kecil. Mudah mudahan dengan adanya PDKT-Sam, data tervalidasi dan terverifikasi, sehingga intervensi Pemkot Malang dari APBD semakin mengena pada sasaran,” imbuh Diah. (rsy/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED