Hukum & Kriminal

Rekonstruksi Pembunuh Balita, Ery ‘Ngguya-Ngguyu’, Warga Berteriak Iblis

Diterbitkan

-

Tersangka Ery Age, si pembunuh balita, tampak tertawa saat rekonstruksi. (gie)
Tersangka Ery Age, si pembunuh balita, tampak tertawa saat rekonstruksi. (gie)

Memontum, Kota Malang – Rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Agnes Arlita (3) di Perum Tlogowaru Indah, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Kamis (7/11/2019) pukul 14.00, mengundang perhatian warga sekitat. Ratusan warga berdatangan untuk melihat wajah si pembunuh kejam, Ery Age Anwar (36) warga asal Sukoharjo, Jawa Tengah yang tak lain adalah bapak tiri Agnes.

Saat Ery datang dengan dikawal petugas kepolisian, warga spontan langsung histeris berteriak memaki dan mengumpat.

“Hukum mati saja, iblis itu..iblis…iblis, setan dihukum mati,” ujar warga beramai-ramai.

“Wanine karo arek cilik,” ujar warga setelah melihat ekspresi Ery yang terlihat tertawa.

Advertisement

Bahkan terlihat seorang wanita berjilbab terus -terusan meminta ijin petugas kepolisian untuk masuk ke police line.

“Saya hanya ingin mukul tersangkanya. Orang kok kejam sekali,” ujarnya sambil meminta polisi tidak menghalanginya. Namun usahanya sia-sia dikarenakan petugas kepolisian Polres Malang Kota telah berjaga ketat.

Warga sangat jengkel terhadap Ery Ega, dikarenakan dia tampak tidak ada penyesalannya. Bahkan saat adegan di halaman depan rumah, dia tetlihat tersenyum dan tertawa layaknya tidak merasa bersalah.

Seperti halnya Komariah (33) warga sekitar, dia sampai rela bolos kerja sebagai pembuat roti. Dia datang ke tempat rekontruksi hanya ingin merempal batu ke arah tersangka. Beruntung petugas kepolian mencoba menenangkannya hingga memnuat Komariah mengurungkan niatnya.

Advertisement

“Kalau tadi boleh mbalang (melempar batu) ya tak balang. Tapi sama pak polisinya dicegah. Saya kesini tadi sampai bolos kerja. Miris hati saya lihat tersangkanya ini. Kejam sekali, balita kok diinjak-injak sampai meninggal. Orang kok kelakuannya kayak iblis,” ujar Komariah.

Warga yang melihat rekonstruksi. (gie)

Warga yang melihat rekonstruksi. (gie)

Seperti yang diberitakan sebelumnya, meninggalnya Agnes Arnelita (3) dengan kondisi beberapa luka lebam dibagian tubuh dan kepala serta luka bakar pada bagian kaki, akhirnya menyisakan tanda tanya besar hingga timbul dugaan tewas akibat pembunuhan, pada Rabu (30/10/2019) siang. Bahkan dibagian punggung terdapat luka lebam yang cukup besar.

Oleh karena itu Finarti (36), tantenya, warga Dusu Tubo RT.10 / RW.02, Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, memilih melaporkan kejadian ini ke Polsek Tajinan, sekitar pukul 18.30. Namun karena meninggalnya Agnes di rumah kontrakan orang tuanya di Perum Tlogowaru Indah D-4 Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, maka kasus ini akhirnya ditangani petugas Polres Malang Kota.

Bahkan pada Kamis (31/10/2019) pagi, Rekrim Polres Malang Kota, Tim Identifikasi dan Polsekta Kedungkandang, mendatangi oleh rumah kontrakan tersebut untuk olah TKP. Ibunya yakni Hermin Susanti (22) ibu kandungnya serta Ery Age Anwar (36) ayah tirinya, dioeriksa secara intensif di Mapolres Malang Kota. Jenazah Agnes hingga Kamis siang, masih di kamar mayat RSSA Malang untuk dilakukan otopsi.

Informasi Memontum bahwa sejak 2 bulan lalu, Agnes bersama Hermin, ibunya dan Ery, ayah tirinya tinggal mengontrak di Perum Tlogowaru Indah. Perlu diketahui bahwa informasinya hasil pernikahan Hermin dan Ery lahir bayi perempuan yang kini berisia 2 bulan.

Advertisement

Namun pada Rabu (30/10/2019) pukul 14.00, Ery menitipkan bayinya kepada Siti Asminah (69) tetangganya. ” Bayinya dititipkan ke rumah saya. Kemungkinan bapaknya ke rumah sakit membawa anaknya yang balita ke rumah sakit. Saya hanya tahu ada mobil hitam membawanya pergi,” ujar Siti Asminah.

Saat di rumah sakit Reva Husada Tlogowaru, dipastikan Agnes sudah meninggal hingga jenazahnya dibawa Tajinan. Namun saat dimandikan, pihak keluarga curiga karena banyak luka lebam di tubuh Agnes. Kejadian ini selanjutnya dilaporkan ke Polsek Tajinan hingga akhirnya ditangani Polres Malang Kota karena kejadiannya masuk ke ranah hukum Polres Malang Kota.

Kepada petugas, Ery sempat mengatakan bahwa Agnes meninggal karena tenggelam di bak mandi. Saat kejadian dia sedang menjaga si bayi sedangkan agnes mandi. Untuk Hermin, ibunya saat kejadian tidak ada di lokasi karena sedang kerja.

Setelah sempat beralibi dengan mengatakan kalau Agnes Arlita (3) anak tirinya tewas karena tenggelam, Ery Age Anwar (36) warga asal Sukoharjo, Jawa Tengah, akhirnya mengakui perbuatannya pada Kamis (31/10/2019) malam. Dia mengaku bahwa bermula saat Agnes buang air di celana. Ery kemudian memasukan Agnes ke kamar mandi dan mengguyurnya dengan air sambil marah-marah.

Advertisement

Tidak hanya itu, saat si kecil ketakutan sambil bilang iya ayah-iya ayah, tidak menbuat Ery berbelas kasihan. Bahkan saat Agnes terjatuh tertelungkup, dia menginjak 2 kali dibagian perut. Saat Agnes merintih kesakitan sambil membalikan badan, giliran perutnya yang diinjak oleh ayah tirinya tersebut hingga membuat nafasnya tersengal-sengal.

BACA : Rekonstruksi Pembunuhan Anak Tiri, Keluarga Korban Berharap Tersangka Dihukum Mati

Penderitaaan Agnes tidak selesai disitu. Ery yang sudah kalut membakar kaki Agnes di atas kompor gas hingga mengalami luka bakar.

Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander SIK MH saat rilis pada Jumat (1/11/2019) pukul.09.00, mengatakan bahwa tersangka akhirnya mengakui telah melakukan penganiayaan kepada korban hingga mengakibatkan meninggal dunia. ” Terjadi pendarahan pada perut korban, usus besarnya terjadi robekan hingga mengakibatkan meninggal dunia,” ujar AKBP Dony. (gie/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas