Kota Malang
Respon Rencana Anggaran Bus Sekolah Dikorbankan untuk Subsidi Angkot Satu Jalur, Kadisdikbud Malang Minta Dikaji Ulang
Memontum Kota Malang – Rencana pengalihan anggaran bus sekolah untuk angkutan kota (Angkot) atau umum, saat ini telah dilakukan evaluasi dan analisis oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang. Dari evaluasi awal, diketahui bahwa fasilitas bus sekolah masih dinilai sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan masih efektif.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Malang, Suwarjana, mengatakan jika hasil dari evaluasi dan analisis, terkait dengan para pelajar yang menjadi penumpang bus sekolah, akan segera dilaporkan pada Wali Kota Malang. “Hasil analisis dan evaluasi kami ada. Itu, tentunya sesuai dengan data. Nanti akan segera saya laporkan pada asisten Wali Kota. Karena sampai kapanpun, bus sekolah masih dibutuhkan,” jelas Suwarjana, Rabu (22/02/2023) tadi.
Dikatakannya, jika sampai saat ini banyak para pelajar yang masih membutuhkan bus sekolah atau elf sekolah. Sebab, hal itu dinilai sangat membantu. Apalagi, keberadaan fasilitas bus sekolah tidak dipungut biaya. Sehingga, animo bus sekolah saat ini juga semakin banyak.
“Pada intinya, masyarakat ini masih sangat membutuhkan. Bus sekolah masih efektif. Banyak penumpang yang naik bis sekolah, ada datanya. Kalau mau lihat, ramai atau nggak penumpangnya, jangan waktu bus mau kembali ke garasi. Tetapi di jam pagi saat berangkat sekolah atau siang saat mereka pulang,” katanya.
Baca juga:
- Fokus Kesolidan Massa, Paslon Nomor Urut 3 Pilkada Kota Malang Tiadakan Kampanye Akbar
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Dipermudah, Dispangtan Kota Malang Tunggu Perpres untuk Implementasi
- Pastikan Kesiapan Pilkada, KPU Kota Malang Jadwalkan Apel Besar, Distribusi Logistik dan Pembersihan APK
- Paslon Abadi Soroti Kredibilitas dan Keakuratan Survei Elektabilitas yang Dinilai Berubah-Ubah
- Paslon Abadi Soroti Pentingnya Lakukan Sinergi dan Penanganan Inflasi di Kota Malang
Lebih lanjut ditambahkan, jika pihaknya menyetujui terkait dengan pemberian subsidi bagi para sopir angkot. Sebab, tidak semua pelajar tertampung untuk naik di bus sekolah. Terlebih, pelajar di Kota Malang saat ini juga banyak.
“Angkot juga masih kebagian pelajar dan malah banyak. Karena, tidak semua tertampung di bus sekolah. Kalau anak nanti diberi subsidi, belum tentu anak itu naik dalam satu jalur cuma sekali dan bisa ada yang oper dua kali. Kalau subsidi per anak Rp 6 ribu, itukan kurang,” lanjutnya.
Pihaknya juga menyampaikan, jika daerah lain yang melakukan studi banding ke Dikbud Kota Malang, beberapa juga menginginkan adanya bus sekolah di daerahnya. Jika rencana bus sekolah di Kota Malang akan diberhentikan, maka menurutnya akan sulit untuk memulai kembali.
“Di daerah lain aja pada mau pingin punya bus sekolah, kalau disini diberhentikan nanti mau memulai lagi itu sulit,” imbuhnya. (rsy/sit)
- Kota Malang4 minggu
Gramedia Goes to Campus, Berikan Pencerahan Mahasiswa untuk Memasuki Dunia Kerja
- Kota Malang4 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Kota Malang4 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Diduga Lompat ke Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Tewas Tertabrak KA Pengangkut BBM
- Kota Malang4 minggu
Kasus Gondongan di Kota Malang Meningkat, Dinkes Siapkan Faskes dan Sosialisasi Pencegahan
- Hukum & Kriminal4 minggu
Diduga Ngetap Bensin Sembarangan, Motor dan Ruko di Jalan Raya Tlogomas Terbakar
- Kota Malang4 minggu
Pemkot Malang Dorong Peningkatan PAD melalui Optimalisasi Transaksi Elektronik
- Kota Malang4 minggu
Pembangunan Pasar Besar Kota Malang Masuk Prioritas 2025, Pemkot Tunggu Review DED