Kota Malang

Harga Cabai Melambung Tinggi, Pedagang Kota Malang Ketar-Ketir

Diterbitkan

-

Harga Cabai Melambung Tinggi, Pedagang Kota Malang Ketar-Ketir

Memontum Kota Malang – Harga cabai di Kota Malang, kini melambung hingga ratusan ribu. Kenaikan itu, dipicu karena pasokan dari petani tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar dan produksi berkurang akibat serangan jamur.

Salah satu pedagang Pasar Dinoyo, Istikomah (30), menyebutkan, jika harga cabai mengalami kenaikan di semua jenis cabai yang dijualkan. Untuk cabai rawit, mengalami kenaikan hingga Rp 110 ribu. Sebelumnya, harga cabai hanya dikisaran Rp 50 ribu.

“Semuanya naik, dari cabai rawit sama cabai merah besar. Sekarang cabai rawit Rp 110 ribu perkilonya, yang cabai merah besar Rp 90 ribu,” jelas Istikomah, saat dikonfirmasi, Jumat (10/06/2022).

Dijelaskannya, kenaikan itu disebabkan karena pasokan cabai mengalami penurunan dan beberapa tanaman terkena penyakit jamur. Karena itu, pihaknya sering mendapat keluhan dari berbagai konsumen dan itu mengakibatkan penurunan pembelian di tokonya.

Advertisement

“Ini memang ada penyakit, jamuran dan apalagi sekarang sudah mulai masuk masa tanam juga. Jadi ya berkurang, dan banyak yang mengeluh dengan kenaikan ini, cuman ya bagaimana lagi, namanya kebutuhan,” katanya.

Hal tersebut juga dialami pedagang lain, Siti (60), yang kini membandrol cabai rawit dengan harga Rp 110 ribu perkilonya. Kendati demikian, untuk ketersediaan cabai di pasar, dirinya mengaku masih tersedia hingga jelang Idul Adha.

Baca juga :

“Ya sama naiknya, saya jualnya Rp 110 perkilonya. Kalaupun sampai Idul Adha nanti, ketersediaan insyaallah ada, nanti Idul Adha para petani bakalan masuk ke musim panen,” ungkapnya.

Kepala Bidang Pertanian Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Sapto Wibowo, secara terpisah mengatakan, jika memang beberapa minggu terakhir cabai mengalami kenaikan. Dirinya juga membenarkan, jika produksi dari petani mengalami penurunan produksi.

Advertisement

“Itu disebabkan, di beberapa tempat produksi dari petani-petani itu memang turun. Disebabkan karena penyakit, jamur porong (antraknosa/patek),” ujar Sapto.

Karena adanya penyakit itu, ujarnya, maka berdampak pada penjualan harga cabai sendiri. Pasalnya, para petani harus mengeluarkan biaya tambahan, seperti biaya obat-obatan. Selain itu, pihaknya juga mengungkapkan, untuk ketersediaan cabai di Kota Malang dapat dipastikan. Namun untuk saat ini, pihaknya tidak dapat mengintervensi naiknya harga cabai, sebab hal tersebut merupakan kondisi yang tidak dapat dihindari.

“Kita kategorikan dengan gagal panen atau diserang penyakit, kita juga tidak bisa berbuat banyak. Itu tidak hanya terjadi di Kota Malang saja, di beberapa daerah juga mengalami hal demikian,” imbuhnya. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas