Kota Malang

Sikapi Isoman Ibu Hamil perlu Penanganan Khusus, Pemkot Siapkan Safe House Kawi

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Ibu hamil menjadi salah satu kelompok beresiko terpapar Covid-19 dan riskan jika menjalani isolasi mandiri (Isoman). Karenanya, penanganan Isoman bagi ibu hamil perlu menjadi perhatian khusus. Hal tersebut, disampaikan oleh Danrem 083/Bdj, Kol Inf Irwan Subekti, usai gelar Apel Gelar Pasukan Secara Serentak dalam rangka pemindahan Isoman ke Isoter di Lapangan Rampal, Rabu (18/08) tadi.

“Seperti yang diketahui, bahwa ada waktu 2 minggu bagi kita untuk memindahkan semua pasien Isoman ke Isoter. Namun, ada pengecualian, yaitu yang sakit menahun atau khusus dan ibu hamil,” terangnya.

Baca Juga:

    Bagi ibu hamil, terangnya, dapat dikecualikan karena masih perlu pendampingan keluarga. Walau pun begitu, meski ada keleluasaan Isoman ibu hamil harus tetap dipantau oleh tim kesehatan.

    “Untuk ibu hamil bisa dikecualikan pemindahan ke Isoter, karena perlu penanganan khusus. Tapi dengan catatan, dipantau khusus oleh tim kesehatan dari puskesmas dan satgas Covid-19,” terangnya.

    Advertisement

    Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan bahwa untuk ibu hamil, pihaknya sudah menyediakan Isoter khusus. “Untuk pasien ibu hamil di Isoter sementara saat ini belum ada. Tapi kami sebenarnya sudah siapkan Isoter untuk ibu hamil. Di Safe House Kawi (Jalan, red) itu sudah ada yang khusus,” ujarnya.

    Kemudian, berkaitan dengan jumlah Isoman yang ada di Kota Malang, pemilik kursi N1 itu menjelaskan, sempat ada beberapa kekeliruan data.

    “Dulu kan kita hampir 3000 eksisting, saat ini tinggal 600. Tadi baru digeser, kemudian diclearkan kemarin itu 127. Ternyata, ada spacemennya sudah bulan Juli, kan itu dua kemungkinan, antara meninggal dunia atau sudah sembuh. Nah kalau begitu sudah urusan masing-masing lab langsung ke pusat, mungkin karena pusat terlalu overload bisa jadi terlambat datanya,” beber Sutiaji.

    Namun hingga saat ini, diungkap orang nomor satu di Kota Malang itu, setidaknya ada 200 isoman yang sudah dipindah ke Isoter. “Sekarang itu ada kurang lebih 200 an, sekitar 130 di Isoter. Selebihnya kita arahkan ke RS Lapangan, karena disana okupansinya masih rendah,” tuturnya. (hms/mus/sit)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas