Pemerintahan

Forkopimda Kota Malang Gandeng Perguruan Tinggi Bentuk Trauma Healing Korban Covid-19

Diterbitkan

-

RESMIKAN: Forkopimda saat resmikan Program Sama Ramah Satgas Malang Raya Trauma Healing di Mapolresta Malang Kota. (memontum.com/gie)

Memontum Kota Malang – Polresta Malang Kota, Kodim 0833 dan Pemkot Malang, menggandeng Poltekes berinovasi membentuk ‘Program Sama Ramah Satgas Malang Raya Trauma Healing Korban Covid-19’. Program ini, diresmikan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji, di Mapolresta Malang Kota, Rabu (21/07) tadi.

Hadir dalam peresmian ini, Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto SIK MSi, Dandim 0833, Letkol Arm Ferdian Primadhona, serta perwakilan dari pihak Poltekes dan psikolog. Dalam trauma healing ini, dijelaskan bahwa psikolog dari Polresta Malang Kota sebanyak 17 orang, Poltekes 6 orang dan Pemkot Malang sebanyak 15 orang. Pelaksanaan nantinya, juga melibatkan Babinsa dan Bhaninkamtibmas serta pihak kelurahan.

Baca juga:

    Wali Kota Malang, H Sutiaji, mengatakan bahwa trauma healing untuk orang-orang terpapar Covid-19. Namun, bukan berarti dalam artian yang sempit.

    “Di sini ada korban, yang dalam pengertian sempit dan luas. Dalam artian sempit, adalah orang-orang yang terpapar Covid-19. Sedangkan dalam arti luas, adalah orang-orang yang saat ini terdampak Covid-19,” ujar Sutiaji.

    Advertisement

    Para psikolog ini, tambahnya, akan membantu dalam meningkatkan imun bagi warga yang terpapar dan terdampak Covid-19. “Biasanya, orang terpapar Covid-19, timbul rasa cemas. Kalau pengalaman saya sendiri, timbul halusinasi. Ada makam, jenazah, orang -orang tua yang sudah meninggal menghantui kita. Kalau terus menghantui kita, maka itu akan menjadikan imun kita turun. Lalu, semangat hidup kita turun. Jadi, perlu ada pendampingan (psikolog, red) ketika kita terpapar untuk mengurangi rasa cemas,” ujar Sutiaji.

    Pendampingan nantinya, terang Sutiaji, dari mulai terpapar, selama proses dan pasca terpapar. Hingga nantinya, pendampingan sampai pada bagaimana cara mengatasi.

    “Ada saudara-saudara kita pasca terpapar, harus bagaimana. Begitu juga dengan yang sudah selesai terpapar. Tetap protokol kesehatan di jalankan. Terutama mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas,” ujar Sutiaji.

    Paska terpapar Covid-19, imbuh Wali Kota, mereka masih membutuhkan pendampingan psikolog untuk menumbuhkan kembali semangat. “Ada yang paska terpapar, keluarganya merenung. Ada orang tuanya meninggal dunia dan hanya tinggal dengan saudara-saudaranya. Ini perlu ada penumbuhan semangat. Banyak program yang akan kita lakukan dan tentu nanti akan kita kuatkan. Kita datang kasih edukasi dan ada alat, tingkat stresnya bagaimana, ada analisanya. Sehingga tahu apa yang harus diambil oleh psikolog-psikolog yang akan mendampingi,” ujar Sutiaji. (hms/gie/ed2)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas