SEKITAR KITA

Gelar Pojok Karya, MMI Tampilkan Musisi Wanita Legendaris Kota Malang

Diterbitkan

-

Gelar Pojok Karya, MMI Tampilkan Musisi Wanita Legendaris Kota Malang

Memontum Kota Malang – Museum Musik Indonesia (MMI) kembali persembahkan Pojok Karya yang berlangsung hingga 30 April 2021 di Lobi Balai Kota Malang. Kali ini Pojok Karya digelar dengan tema perempuan karena dalam rangka memeriahkan Hari Kartini.

Ketua MMI, Hengki Herwanto, mengatakan bahwa Pojok Karya ini oleh MMI semaksimal mungkin akan dibuat rutin acaranya.

Baca juga:

“Pojok Karya akan menjadi kegiatan rutin kami, tiap dua minggu display foto dan poster di Lobi Balaikota akan kami ganti. Pastinya sesuai dengan momen peringatan di periode waktu tersebut,” ungkapnya ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (24/04).

Profil delapan tokoh wanita Kota Malang yang memiliki prestasi dalam bidang musik pun terpajang apik. Berharap setiap tamu yang mengunjungi Balaikota bisa mampir melihat dan membaca sejarah singkat prestasi para warganya yang luar biasa.

Advertisement

“Pastinya karena memperingati Hari Kartini, MMI memasang seniman Kota Malang wanita. Kita ingin memperkenalkan prestasi seniman perempuan warga Kota Malang khususnya dalam seni dan budaya ini adlah minimal usaha yang dilakukan MMI untuk mengenalkan seniman perempuan yang perlu diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, karya dan foto-foto mereka kita pajang di Balaikota, agar tiap tamu yang datang diharapkan bisa melihat, membaca, dan mengetahui,” paparnya.

Disampaikan Hengki, ke 8 tokoh seniman yang kami pilih ini karene mereka memilik karya dan prestasi yang bisa dibanggakan selain memiliki prestasi musik yang luar biasa, tokoh-tokoh ini dipilih karena karya mereka juga dikoleksi oleh MMI.

“Pertimbangan kami, karena 8 tokoh ini berkarya dan sebagian karya mereka ada di MMI. Intinya kedelapan tokoh ini punya karya, perempuan, berangkat dari Kota Malang, dan beberapa karyanya tersimpan di MMI,” bebernya.

Kedelapannya adalah Anggar, Sadhana Devi, Kartika Cahaya Arisanti, Laily Dimjathie, Marini, Mira Tania, Nova Ruth, dan Tiga Nada.

Advertisement

“Anggar ini adalah penyanyi yang multi genre dan prestasinya hingga tingkat internasional. Salah satunya adalah ketika dia tergabung dalam Duo Etniholic, menjadi 1st degree mixed category (vocal-instrumen) sopravista Festival Italy,” ceritanya.

Kemudian Sadhana Devi, penyanyi wanita asli Malang yang pernah menjadi pengisi suara sound track film Catatan Si Boy (Cabo) 2 tahun 1990. Dimana dijelaskan Hengki, musisi yang sampai saat ini masih aktif berkarya lewat Youtube itu, pernah mengeluarkan album pertama Arema Voice berjudul Tegar yang menjadi salah satu Lagu kebangsaan Aremania.

“Kalau Kartika Cahaya Arisanti adalah seniman muda berusia 20 tahunan yang memilih profesi sebagai sinden. Lalu ada juga profil dari Almarhumah Laily Dimjathie, musisi Indonesia era60-an. Karyanya yang paling hits adalah Bunga Flamboyan,” kata Hengki.

Selanjutnya ada Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno, atau yang lebih dikenal dengan Marini. Dijelaskan Hengki, dia adalah musisi sekaligus bintang film yang memulai karirnya sebagai penyanyi pada tahun 1962.

Advertisement

“Pada tahun 1975, Marini bermain dalam film Cinta besutan sutradara Wim Umboh. Setahun berikutnya, dia mendapat penghargaan sebagai Pendatang Baru Terbaik dalam Festival Film Indonesia 1976 di Bandung. Berkat film itu pula, Marini mendapat penghargaan internasional berupa Twin Lion Award dalam Festival Film di Pusan Korea Selatan sebagai The Excellent Actress,” ujar Hengki.

Berikutnya ada Mira Tania, penyanyi asli Malang di era 80-an yang hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan karirnya. Profil seniman selanjutnya ada arek Klojen yang telah menjelajahi Laut Karibia dan Samudera Pasifik membawa misi pelestarian lautan dan pertukaran budaya melalui Kapal Arka Kinari. Dia adalah Nova Ruth.

“Nova Ruth berangkat dari Rotterdam bulan Agustus 2019, kapal layar yang ia naiki menyusuri pantai Afrika, Amerika Selatan, sampai berlabuh di Pulau Bali pada bulan Oktober 2020. Nova bersama suaminya, Grey Filastine, telah berkeliling dunia mementaskan karya musiknya yang memiliki bunyi-bunyian nusantara,” tutur Hengki.

Terakhir adalah group band rock cilik asal Kota Malang, Tiga Nada and Friends. Dikatakan Hengki personil group ini masih berusia 8 hingga 11 tahun.

Advertisement

“Awalnya mereka adalah teman-teman yang berkumpul dalam suatu sekolah music di Kota Malang. Awal mulanya mereka pernah membawakan berbagai jenis genre music, namun para punggawa cilik group ini lebih sreg dengan music rock. Bahkan mereka sempat viral membawakan lagu-lagu rock papan atas dari band legendaris seperti Metallica, Genesis hingga Nazareth,” beber Hengki. (mus/ed2)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas