KREATIF MASYARAKAT

Lewat Eksperimental Visual Menjadi Pusat Perhatian Nasional

Diterbitkan

-

Lewat Eksperimental Visual Menjadi Pusat Perhatian Nasional - Jovian
Jovian Fraaije

Memontum Malang – Jovian Fraaije, Pria kelahiran 1997 asal Malang ini sudah menorehkan banyak prestasi di dunia videografi. Dirinya menjadi sosok penting dan pusat perhatian para perusahaan besar, Production House (PH) dan musisi di tanah air.

Berkat keliarannya dalam mengemas sebuah visual, menjadikan dirinya sebagai pioneer dalam project iklan seperti Addidas Indonesia, Puma dan banyak video klip dari musisi tanah air yang dikerjakan olehnya.

“Aku awal masuk industri kreatif, itu di salah satu PH di Jakarta, namanya White Wood Visual. Di situ, aku mulai mengerjakan banyak hal mulai Music Video, Brand Addidas dan juga Puma,” ujar Jovian, Kamis (12/11) tadi.

Dirinya menceritakan, bagaimana konsep yang dibawa adalah urban dan street. Bukan visual lewat ucapan, tapi lewat eksperimental dan keliarannya untuk mengemas sebuah bisual yang menarik mata dan dalam maknanya.

Advertisement

“Aku bersama PH ini hampir 2 tahun berjalan dan sekarang aku menjadi editor lepas. Karena mereka kadang juga masih membutuhkan aku, kalau ada project lagi,” ungkapnya.

Saat ini Jovian sendiri, sedang sibuk dalam mengerjakan music video dan juga clothing line. Dia menjadi pioneer visual yang menggarap clothing line metropolitan, seperti Thanksinsomnia, Shining Bright dan juga Cosmonout.

“Kira-kira sejak 2018, aku mulai mengerjakan visualisasi dari clothing line itu, apalagi Thanksinsomnia. Aku diberi kebebasan di sana, mau pecahin TV mau bakar sepatu, baju terserahku dan itu dibayar loh. Itu experiment ku dalam bervisual. Liar banget dan malah itu yang di notife masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Jovian mengungkapkan, dirinya sendiri belum tahu bagaimana karakter dirinya sendiri yang sebenarnya. Malahan, orang lain yang melihat karakter dan potensi yang dia miliki.

Advertisement

“Aku cuman menggabungkan dari apa yang pernah aku lihat. Yang aku pegang ini taste, taste itu beyond everything. Gak bisa di beli. Kalau skill bisa di pelajari dan aku menjual taste ku bukan skill ku,” tutupnya. (riz/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas