KREATIF MASYARAKAT

Proses 14 Tahun, Lahirkan Buku Tentang Budaya Topeng Malang

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Sejarah dan budaya menjadi warisan yang sarat akan nilai. Di Kota Malang sendiri juga memiliki banyak kesenian yang membuat kota ini menjadi gudangnya seni. Salah satu diantaranya adalah Wayang Topeng Malang yang perkembangannya sangat dinamis.

Hal tersebut membuat Koordinator Prodi Pascasarjana Keguruan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM), Dr Robby Hidajat M Sn, tergugah untuk lakukan penelitian. Dirinya aktif menerbitkan buku yang mengangkat seni topeng Malangan.

Sejauh ini, sudah lima buku yang berhasil ditulis Robby. Terbaru, dirinya menulis ‘Dari Panggung ke Panggung Perkembangan Wayang Topeng Malang’.

Diakuinya, proses penulisan buku yang dilaunching terbatas pada November 2020 ini adalah yang terlama. “Saya mulai menulis buku ini sejak 2004, prosesnya paling lama dibanding ke 5 buku lainnya yang pernah saya tulis. Saya nambah lagi, revisi, lalu tulis ulang,” cerita Robby saat ditemui wartawan.

Advertisement

Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) ini menjelaskan bahwa fungsi primer wayang topeng adalah sebagai sarana ritual tradisional. Pagelaran dilakukan di latar-latar punden pada saat kegiatan bersih desa, ruwatan, atau nadhar.

Namun, seiring dengan perkembangan dinamika masyarakat, perkumpulan wayang topeng yang semula dibina oleh desa, saat ini menjadi milik perseorangan.

“Masyarakat memfungsikan sebagai usaha jasa hiburan. Mereka menggelar pertunjukan di panggung-panggung untuk menghibur penonton,” tambahnya.

Bahkan, menurut penuturan pria berkaca mata itu, beberapa perkumpulan topeng malangan tampil di panggung, televisi, festival-festival budaya, dan berbagai acara yang diselenggarakan untuk memeriahkan sebuah kegiatan.

Advertisement

Baginya, ‘Dari Panggung ke Panggung Perkembangan Wayang Topeng Malang’ adalah realitas perkembangan sosial masyarakat seni pertunjukan tradisional di Malang.

“Mereka secara simultan telah memasuki wilayah-wilayah jasa hiburan untuk kegiatan yang bersifat ekonomis. Ini perlu dilestarikan,” tandas Robby. (cw1/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas