Kota Malang
Startup Milik Tiga Mahasiswa UB Masuk Forbes 30 under 30
Memontum Kota Malang – Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, masuk dalam Forbes 30 Under 30 Indonesia. Mereka adalah Ashab Alkahfi dari Jurusan Agroekoteknologi, Tubagus Syailendra Jurusan Hubungan Internasional dan Ahmad Syaifullah Jurusan Sistem Informasi. Prestasi yang mereka buat, yakni menciptakan startup agriculture bagi peternak Ayam, yakni Chickin.
Melalui IoT & AI, Chickin dapat meningkatkan produktivitas peternak hingga 25 persen lebih tinggi. Melalui Chickin, peternak tidak perlu melakukan pengontrolan iklim kandang ayam secara manual.
“Peternak ayam bisa melakukan climate control dari rumah. Dengan teknologi ini, peternak bisa memasukkan data seperti sarana produksi peternak atau sapronak, data harian dan data penjualan. Sehingga, performa lebih terukur dan dapat meminimalisir resiko melalu tindakan preventif,” kata Ashab.
Baca juga:
- Belanja Pegawai Kota Malang Diproyeksi Naik Rp 140 Miliar, Pj Wali Kota Sebut Terbesar untuk PPPK
- Kejari Kota Malang Blander, Bakar Narkotika dan Ratusan Ribu Pil LL
- Pembangunan Drainase Kawasan Suhat Ditargetkan pada Triwulan Pertama 2025
- Pemkot Malang Siap Implementasikan UU Keuangan Pusat-Daerah untuk Wujudkan Kemandirian Fiskal
- Dishub Kota Malang Targetkan Parkir Vertikal Tiga Lantai di Jalan Majapahit Beroperasi Desember Ini
Beberapa fitur yang ada pada Chickin Apps, yaitu kelola kandang, kelola data kandang dan konfigurasi IoT yang bisa disesuaikan dengan keadaan cuaca, suhu dan kelembaban bahkan umur ayam. Saat ini, selain dengan 14 rumah potong, Chickin juga bermitra dengan 100 industri makanan untuk sebagai penyuplai daging ayam. Ashab berharap nantinya Chickin bisa memberikan impact yang lebih banyak bagi peternak.
“Teknologi modernisasi peternakan yang kita kembangkan secara gratis tersebut merupakan binaan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DI2B) Universitas Brawijaya,” lanjutnya.
Saat ini, Chickin mencatat pertumbuhan bisnis 22x dalam 10 bulan terakhir dan juga telah menutup putaran pendanaan seed round sebesar Rp 35 miliar dengan 3 investor global. Mereka menargetkan peningkatan omset sebesar Rp 500 miliar di akhir tahun 2022 dengan 10 juta ekor ayam yang diberdayakan setiap bulan.
Perlu diketahui, proyek pembuatan startup tersebut telah dimulai sejak mereka duduk di bangku kuliah pada semester dua. “Awal kami riset dan development di daerah Klaten, Jawa Tengah. Di sana kita jadi peternak, lalu membangun kandang dan mulai usaha ternak ayam sampai akhirnya ketemu banyak permasalahan yang dihadapi peternak lokal. Dari situ, kita mencoba solve problem dengan menggunakan teknologi,” tambahnya.
Sebagai salah satu peternak yang juga memakai Chickin Apps, Yudi, merasa sangat membantu dalam pengelolaan atau manajemen pemeliharaan. “Apabila, dilakukan dengan SOP yang ketat. Sistem pemeliharaan akan efisien untuk pakan, mortalitas bisa ditekan dengan cara pencegahan dan pengobatan yang presisi,” ujar Yudi yang juga merupakan anggota komunitas peternak. (cw2/sit)
- Kota Malang2 minggu
KPU Kota Malang Tegaskan Anggota DPRD yang Terlibat Kampanye Pilkada Wajib Ajukan Cuti
- Hukum & Kriminal4 minggu
Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Kota Malang3 minggu
Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Kota Malang3 minggu
Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Kota Malang3 minggu
Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Kota Malang3 minggu
Pengajian Ikatan Haji Muslimat Kota Malang Solid Dukung Abah Anton-Dimyati
- Kota Malang2 minggu
Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang Jadi Tujuan Utama Wisatawan Mancanegara
- Hukum & Kriminal3 minggu
Mandi di Sungai Brantas, Siswa SD di Kota Malang Ditemukan Tewas Tenggelam