Pemerintahan

Kota Malang Siap Siaga Lakukan Mitigasi Hadapi Bencana Alam

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Sudah dimulainya musim pancaroba membuat berbagai pihak perlu kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam maupun non alam yang akan datang. Hal itulah, yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Senin (25/10/2021) ini. Yakni, dengan menggelar Apel Gelar Pasukan Antisipasi Bencana Alam Serentak Tahun 2021 di Halaman Balai Kota.

“Jadi sudah 3 tahun ini bencana alam hidrometeorologi terjadi. Datangnya susah diprediksi, waktunya hujan tidak hujan dan sebaliknya. Terlebih setiap bulan November hingga Januari intensitas turun hujan sampai 70 persen kenaikannya,” ujar Wali Kota Malang, Sutiaji.

Baca juga:

Oleh karena itu, ia menekankan tidak ada daerah yang aman terhadap bencana. Sehingga, serentak Senin ini seluruh daerah di Jawa Timur menggelar apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana.

“Apalagi mulai tahun 2020 kan tidak sama cara penanggulangannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena pandemi, kita tetap menggunakan protokol kesehatan (Prokes) saat menangani bencana alam. Jadi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Public Safety Center (PSC), TNI/Polri yang tergabung di dalamnya ya harus mengikuti prokes,” tegas Sutiaji.

Advertisement

Dari berbagai lokasi di Jawa Timur, Kota Malang masuk dalam daerah rawan bencana karena dihimpit oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bango. “Kalau tidak salah, ada kisarannya 607 hektar berhimpitan dengan sungai yang rawan terhadap longsor. Maka antisipasi kesiapsiagaan secara menyeluruh diperlukan,” tambahnya.

Selain itu, orang nomor satu di Kota Malang itu mengungkapkan bahwa BPBD juga telah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mitigasi bencana berkaitan dengan pohon tumbang. “Karena kalau hujan deras disertai angin, pohon tumbang menimpa rumah warga atau pengguna jalan juga sangat rawan terjadi. Makanya BPBD dan DLH saat ini telah menginventarisir pohon-pohon yang sudah tua. Kita sudah punya alat untuk mengetahui usia dan tingkat kesehatan pohon. Jadi bisa diminimalisir kejadian pohon tumbang,” ujar pemilik kursi N1 itu.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto, menjelaskan bahwa Kota Malang memiliki beberapa potensi bencana alam. Seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan pohon tumbang. “Maka saat ini yang kita siapkan ada tiga hal, pertama SOP kesiapsiagaan bencana. Kedua Sumber Daya Manusia (SDM), lalu ketiga adalah sarana prasarananya,” jelas Alie.

Dirinya menambahkan, berdasarkan kajian risiko di Kota Malang ini ada potensi bencana, terlebih tanah longsor di sepanjang aliran sungai. “Tahun lalu kita Super Tim, jadi BPBD bekerjasama dengan DLH, Satuan Polisi Pamong Praja (Sapol PP) dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) dalam mengatasi bencana alam. Untuk banjir kita kerjasama dengan petugas kebersihan DLH untuk mengecek afur, lalu bersama DPUPRPKP kita meningkatkan kualitas drainase, afur, serta sumur sumur resapan,” paparnya.

Advertisement

Menurutnya dari upaya yang telah dilakukan di tahun lalu masih perlu lebih masif lagi. Pasalnya, mitigasi bencana adalah investasi di masa mendatang.

“Kalau kita sadar, bencana ini tidak hanya milik BPBD saja, Pemkot Malang saja, masyarakat saja, tetapi milik dan tanggung jawab semuanya. Jadi harus ada kesinambungan dan kerjasama dari masyarakat bisa bergerak membuat sumur injeksi dan sumur resapan. Kalau itu dilakukan di masing-masing RW, pasti luar biasa, karena mitigasi bencana adalah investasi,” ujarnya. (hms/mus/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas