Kota Malang

Urai Jatuhnya Pesawat Super Tucano, Tim Investigasi Fokus Pencarian FDR

Diterbitkan

-

Kadispen TNI AU Marsekal Pertama, R Agung Sasongkojati. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Hingga saat ini tim investigasi musibah jatuhnya dua pesawat tempur EMB 314 Super Tucano dari Skadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh dengan tail number TT-3103 dan TT-3111 telah sampai di lokasi kejadian, yaitu di sekitar Kawasan Bromo atau Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan.

Kadispen TNI AU Marsekal Pertama, R Agung Sasongkojati, menyampaikan jika tim investigasi tersebut sedang mengumpulkan data terkait kecelakaan ke dua pesawat itu. Selain itu, juga mengamankan barang-barang yang merupakan alat investigasi serta akan mengamankan Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat.

“Kita semua akan mengikuti perkembangan mengenai kejadian ini. Kami belum dapat informasi mengenai FDR, karena di lokasi tidak ada sinyal telpon. Tapi dari foto yang dikirim tadi pagi, itu sudah sampai di tempat dan mestinya kalau file data recorder itu pesawatnya masih utuh, maka mestinya masih ada. Namun saya belum bisa mengklarifikasi, apakah sudah diambil atau belum,” jelas Agung, Jumat (17/11/2023) tadi.

Baca juga:

Advertisement

Tentunya, pencarian FDR tersebut menjadi fokus dalam pencarian. Sebab nantinya, dapat diketahui mengenai ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, orientasi penerbangan elevasi hingga kekuatan mesin. Sehingga, diharapkan dapat memberikan gambaran terkait kejadian yang terjadi.

“FDR menjadi fokus kami dan bukti-bukti pendukung lain. Seperti contohnya, jarak jatuh berapa, puingnya dimana, itu akan bisa memberikan gambaran apa yang terjadi. Namun yang penting, apa yang terjadi sehingga kita bisa perbaiki prosedur penerbangan berikutnya. Sehingga tidak terjadi hal semacam ini,” tambahnya.

Kemudian, pihaknya juga menyampaikan jika bangkai pesawat saat ini masih belum bisa dipastikan, itu karena medan kejadian terlalu sulit. Sehingga, untuk proses evakuasi perlu dilakukan pemotongan pesawat dan mengangkutnya dengan menggunakan helikopter.

“Kemungkinan kita bisa mengangkutnya dengan menggunakan helikopter dan itu harus dipotong supaya tidak terlalu berat. Tujuannya, agar tidak terlalu sulit untuk diangkat. Itu juga akan kita diambil seluruhnya, karena tidak akan kita biarkan itu tergeletak karena merupakan bukti dan kita harus pelajari,” paparnya.

Advertisement

Ditambahkannya, jika nantinya potongan pesawat tersebut akan dibawa ke pangkalan udara Abdulrachman Saleh. Untuk batas waktu pencarian tersebut, menurutnya tergantung situasi dan kondisi.

“Karena dalam membaca FDR itu saya belum tahu apa kita bisa baca sendiri atau harus dikirim ke tempat, atau harus mendatangkan pesawat atau gimana itu yang harus kita pastikan. Biasanya untuk membaca FDR itu juga perlu peralatan khusus dan saya belum tahu apakah kita memiliki atau tidak tapi saya akan tanyakan lagi nanti,” imbuhnya. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas