Kota Malang

Lima Tahun Menjabat, Pasangan SAE Mampu Tingkatkan Empat Capaian Misi yang Diusung di Kota Malang

Diterbitkan

-

WTP: Wali Kota Malang, Sutiaji, saat menerima penghargaan WTP ke 12 kali. (ist)

Memontum Kota Malang – Selama lima tahun memimpin Kota Malang, pasangan Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko atau Pasangan SAE, telah berhasil mencapai empat misi yang telah diusung. Tentunya, semua keberhasilan ini tidak lepas dari peran masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang selalu mendukung dalam menjalankan kebijakan yang telah diterapkan.

Seperti, pada misi yang Pertama yaitu menjamin akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya bagi semua warga. Dimana dalam Indikator Indeks Manusia (IPM) per tahunnya selalu mengalami peningkatan. Di tahun 2019 IPM tersebut berada di angka 81,32 dan di tahun 2022 telah di angka 82,71.

“Tentunya kualitas Pendidikan di Kota Malang ini akan terus kita jaga. Apalagi saat ini dengan kurikulum merdeka belajar yang diterapkan, guru sebagai fasilitator yang tugasnya mengarahkan peserta didik untuk belajar sesuai minat dan kemampuannya. Melalui program tersebut, diharapkan nantinya akan mampu menggali potensi diri guru dan peserta didik,” kata Wali Kota Sutiaji.

Tidak hanya itu, di masa kepemimpinannya juga telah berhasil membangun tiga SMP Negeri yang sudah diresmikan pada tahun 2022 lalu. Tentunya, hal itu dilakukan guna untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat Kota Malang.

Advertisement

“Dengan adanya tiga SMPN baru, yaitu SMPN 28, SMPN 29 dan SMPN 30 ini, tentunya memudahkan dan mendekatkan kepada masyarakat. Kami menjamin bahwa kualitas yang ada, tentu tidak kalah dengan yang ada di tengah kota,” tambahnya.

Kemudian, ditambahkannya jika kualitas kesehatan masyarakat Kota Malang merupakan salah satu program prioritas yang dimiliki oleh Pemkot Malang. Sehingga, cakupan kesehatan semesta atau Universal Healt Coverage (UHC) menjadi bagian integral dalam pembangunan manusia.

“Bidang kesehatan menjadi salah satu prioritas yang sudah kami canangkan. Dengan UHC ini, maka upaya dari bagian integral pembangunan manusia, khususnya masyarakat Kota Malang, sudah sesuai dengan target kami,” lanjutnya.

Lalu, untuk mewujudkan kota produktif dan berdaya saing, berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan, angka pertumbuhan ekonomi Kota Malang di tahun 2022 di angka 6,32 persen, dari yang sebelumnya di tahun 2021 di angka 4,21 persen.

Advertisement

“Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang di tahun 2019 sebelum Pandemi Covid-19 itu di angka 5,37 persen. Kemudian Pandemi kita di angka -2,26 persen. Namun perlahan terus bangkit dengan menggandeng para pelaku ekonomi kreatif termasuk UMKM Kota Malang. Terlebih angka 6,32 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur di angka 5,34 persen,” tambah Wali Kota Sutiaji.

Baca juga :

Tentunya, hal tersebut juga berseiring dengan upaya Pemkot Malang dalam menekan jumlah angka kemiskinan. Jika sebelumnya di tahun 2021 angka kemiskinan tersebut mencapai 4,62 persen, kini di tahun 2022 telah berhasil diturunkan menjadi 4,37 persen.

“Berbagai upaya dalam penurunan angka kemiskinan terus kami lakukan. Nantinya juga akan berfokus pada pemerataan pendidikan untuk menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan kesejahteraan. Kemudian, juga akan memberikan bantuan seperti Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) dan pemberian beasiswa bagi siswa yang membutuhkan,” jelasnya.

Advertisement

Lebih lanjut, pria yang menduduki kursi N1 juga menyampaikan bahwa upaya penurunan yang dilakukan juga memberikan Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNTD) senilai Rp 150 ribu yang diberikan dalam bentuk beras 10 kilogram dan telur 10 butir. Kemudian, secara rutin dan masif menjalankan program rantang kasih.

“Dalam Program Rantang Kasih itu hampir semua Pemerlu Pelayanan Kesehatan Social (PPKS), khusus lansia yang memang tidak bisa dibantu secara material mereka dibantu dengan program rantang kasih. Dimana dari Dinsos P3AP2KB ini memberikan pemenuhan gizi melalui makanan yang dikirimkan dua kali sehari,” ucapnya.

Tidak berhenti sampai di situ, dalam memastikan kepuasan masyarakat atas layanan pemerintah yang tertib hukum, profesional dan akuntabel, di tahun 2022 telah mencapai nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) 80,70 dan telah meraih 12 kali Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 12 kali.

“Alhamdulillah, Kota Malang kembali meraih predikat opini WTP. Tahun 2023 sudah mencapai 12 kali berturut-turut, luar biasa. Meski demikian, jangan hanya berhenti pada pencapaian WTP saja. Tapi bagaimana kita menjaga komitmen pemerintah daerah untuk memberikan pertanggung jawaban yang semakin transparan dan akuntabel kepada masyarakat,” ujar Sutiaji.

Advertisement

Menurutnya, keberhasilan mendapat predikat Opini WTP 12 kali ini, merupakan prestasi yang tidak gampang untuk diraih. Baginya, itu menjadi wujud komitmen bersama antar seluruh elemen di Pemkot Malang. Tentu ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi guna mempertahankan predikat tersebut.

“Seperti aspek kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI). Predikat WTP sendiri diberikan oleh auditor BPK, apabila laporan keuangan entitas yang diperiksa telah menyajikan data secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia,” jelasnya.

Tidak lupa, pihaknya juga mengapresiasi atas sinergi seluruh perangkat daerah yang selalu kooperatif dan terbuka dalam rangka memperlancar proses pemeriksaan. Tentunya, hal tersebut juga harus terus ditingkatkan.

“Tentunya jangan sampai kendor. Karenanya capaian ini harus menjadi pemicu dan pemacu agar Pemerintah Kota Malang terus mempertahankan predikat tersebut. Dan lebih jauh dari itu bagaimana membangun budaya pengelolaan keuangan yang semakin transparan dan akuntabel,” imbuhnya. (rsy/sit/adv)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas