Kota Malang

Inovasi Pembelajaran Diferensiasi Nasi Tiga Beras Raih Penghargaan 5 Terbaik Nasional

Diterbitkan

-

PENGHARGAAN: Inovasi Nasi Tiga Beras di SMPN 13. (ist)

Memontum Kota Malang – Raihan penghargaan inovasi yang masuk 5 terbaik Nasional, bukan hanya diraih oleh SMPN 2 Kota Malang. Namun, prestasi dan penghargaan serupa juga diterima SMPN 13 Kota Malang. Yakni, melalui pengembangan metode pembelajaran bertajuk Layanan Siswa Istimewa Galas Berwirausaha (Nasi Tiga Beras).

Pembelajaran inovasi tersebut, merupakan diferensiasi bagi siswa istimewa yang berkiblat pada kurikulum nasional, yakni Merdeka Belajar. Diharapkan melalui inovasi tersebut, nantinya dapat melayani para siswa istimewa, sehingga dapat tumbuh secara optimal.

“Dengan semangat pendidikan inklusif menjadi sebuah implementasi Merdeka Belajar yang lahir untuk menciptakan pembelajaran berkualitas dengan disesuaikan kebutuhan dan kondisi siswa. Sehingga, harapannya mereka mempunyai tingkat pendidikan dengan kualitas yang sama dengan siswa reguler,” kata Pj Wali Kota Wahyu, Selasa (30/07/2024) tadi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, menyampaikan Nasi Tiga Beras itu merupakan hasil replikasi inovasi Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma’Siti) dari SMP Negeri 10 Kota Malang. Dimana sebelumnya, telah mendapatkan penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Klaster Pemerintah Kota Tahun 2023 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).

Advertisement

Baca juga :

“Mereka ini sangat luar biasa, karena bisa berinovasi dengan memberikan pembelajaran diferensiasi, seperti Jarik Ma’Siti, SIMBA ASIA, dan NASI TIGA BERAS ini,” ujar Suwarjana.

Lebih lanjut, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Guru BK SMPN 13 Kota Malang, Sinthian Susan, menyampaikan bahwa gagasan tersebut sudah ada sejak tahun 2022 lalu. Itu merupakan sebuah inovasi pembelajaran kontekstual dan kewirausahaan bagi siswa istimewa.

“Jadi tidak hanya memberikan materi yang dikaitkan dengan situasi kewirausahaan, namun juga melatih siswa untuk menghasilkan produk. Sebagai contoh, sekolah memberikan keterampilan membuat telur asin juga beternak ayam ras,” jelas Susan. 

Hal tersebut dilakukan, menurutnya juga untuk menumbuhkan kepercayaan diri para siswa inklusi, bahwa mereka juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Sehingga, dengan keistimewaan yang dimiliki tidak menjadi hambatan untuk lebih inovatif dan makin peraya diri, khususnya dalam berwirausaha.

Advertisement

“Bagaimanapun keadaannya, pasti mereka punya potensi di bidangnya. Mereka berhak mendapat pendidikan tanpa perbedaan. Berbekal asesmen diagnostik non-kognitif berupa tes psikologi serta identifikasi bakat dan minat terhadap siswa inklusi, kami ciptakan program pelayanan Nasi Tiga Beras yang bertujuan menggali potensi kemampuan wirausaha siswa inklusi,” imbuh Susan. (rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas